Search This Blog

Thursday, May 2, 2013

Dinasti Murabithun dan Dinasti Muwahiddun di Andalusia



BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang
Bani Umayyah di Spanyol mengalami kemunduran diawali dari naiknya Hisyam II yang waktu  itu masih berusia sebelas tahun. Hal ini disebabkan tidak adanya penerus dari keturunan pemerintah. Dari naiknya Hisyam ini maka menimbulkan perpecahan di negeri andalusia dimana pada waktu itu terpecah kurang lebih menjadi tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan (Al-Mulukuth Thawaif). Dari perpecahan ini di Andalusia sendiri masih ada suatu kekuatan yang sangat dominan yaitu Dinasti Murabithun (1086-1147) dan Dinasti Muwahiddun (1146-1235).
Dinasti Murabitun ini pada mulanya sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf Ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1086 Ia masuk ke Spanyol atas undangan para penguasa-penguasa Islam disana, untuk mempertahankan wilayah Islam dari serangan tentara Kristen. Pada tahun 1146 Dinasti Muwahidun yang berpusat di Afrika Merebut kekuasaan Murabitun di Spanyol dari tangan kaum Nasrani. Dinasti ini datang ke Spanyol dipimpin oleh Abd al-Mu’min. Abd al-Mu’min merupakan sahabat pendiri Dinasti Muwahidun yaitu Muhammad Ibnu Tumart.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Dinasti Murabithun (1086-1147)
1.      Sejarah Dinasti Murabithun di Andalusia
Dinasti Murabithun ini berkuasa di Magribi dan Andalusia. Asal-usul dinasti ini berasal dari Lemtuna, salah satu anak dari suku Sahaja. Mereka biasa disebut Al-Muksimum (pemakai kerudung sampai menutupi wajah di bawah muka). Dinasti ini berawal dari sekitar  1.000 anggota pejuang. Kegiatan  mereka antara lain adalah menyebarkan agama Islam dengan mengajak suku lain untuk memeluk agama Islam. Pada tahun 1062 Yusuf bin Tasyfin mendirikan ibu kota di Maroko. Ia juaga berhasil menaklukan Fez (1070) dan Tangier (1078). Pada tahun 1080-1082 ia berhasil memperluas wilayahnya hingga sampai ke Aljazir.[1]
Dinasti Murabithun ini pada awalnya merupakan sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyifin di Afrika Utara. Kemudian ia masuk ke Andalusia atas undangan para penguasa Islam disana.[2] Pada waktu itu di Andalusia dipimpin oleh Amir Cordova yaitu Al Mu’tamid bin Abbas, yang terancam kekuasanya oleh Raja Alfonso VI (Raja Leon Castilla).[3] Kemudian Yusuf ibn Tasyifin ini dengan dukungan kuat dari Mulukul At Tawa’if  di Andalusia dengan semangatnya membawa pasukan 10.000 tentara bantuan dari Afrika sementara itu Umat Islam di Sevilla, Kordova dan dikota yang lain telah bersiap pula. Maka berhadapanlah angkatan perang islam dengan angkatan perang Alfonso yang berjumlah 40.000 pasukan tentara. Kemudian terjadilah pertempuran besar di Zallakah 23 Oktober 1086.[4] Pertempuran ini akhirnya dimenangkan oleh pihak Umat Islam, sedangkan para tentara Alfonso mengalami kekalahan dan melarikan diri bercerai berai karena tidak sanggup melawan kekuatan Islam pada waktu itu.
Dengan berbagai kegemilangan yang di capai di Andalusia Yusuf ibn Tasyifin berkeinginan untuk menguasai Andalusia, akhirnya Yusuf mampu menguasai kota Granada, Seville, Kordova dan kota-kota lainya. Pada waktu itu di Kordova masih berkuasa amir Al Mu’tamid namun akhirnya Mu’tamid ini ditawan dan dibawa ke Afrika hingga akhirnya ajalpun menjemput Mu’tamid dalam keadaan kemelaratan.[5]
Yusuf ibn Tasyifin ketika berkuasa di Andalusia lebih memilih kota Seville daripada Kordova, sebagai ibukota kedua. Para raja Murabithun mempertahankan semua otoritas penguasa dan menyandang gelar Amir al-Muslimin, tetapi dalam persoalan spiritual mereka mengakaui otoritas khalifah Abbasiyah di Bagdad, selama lebih dari setengah abad kekuatan Murabithun begitu kuat di Afrika barat daya dan Spanyol Selatan. Dalam sejarah ini merupakan pertama kalinya dimana seorang Berber memainkan peran penting di panggung dunia.[6]
Dinasti Murabithun memegang kekuasaan selama 90 tahun dengan para pemimpin-pemimpin Dinasti Murabithun di Andalusia. Para pemimpin Dinasti Murabithun :
a.       Yusuf bin Tasyifin (1086-1107)
b.      Ali ibn Yusuf (1107-1143)
c.       Tasyifin ibn Ali (1143-1146)
d.      Ibrahim ibn Tasyifin(1146)
e.       Ishaq ibn Ali (1146-1147)[7]

2.      Sebab-sebab kemunduran dinasti Murabithun
Ketika berkuasa dinasti ini belum mampu memiliki kemajuan yang gemilang tidak seperti bangsa Arab yang dapat mendiami tempat-tempat lain, dapat dikatakan bahwa ketika dinasti ini berkuasa pemerintahan di Andalusia malah semakin terpuruk. Keterpurukan itu diantaranya pengetahuanya terbelakang, urusan pemerintahan kacau balau, negeri ditimpa kelaparan, dan juga terjadinya perang saudara antar bangsa Barbar terjadi dimana-mana. Dari sisi lain kerajaan Kristen mulai bangkit lagi kakuasaannya pun mulai meluas dan bertambah kuat, sampai akhirnya para pasukan Kristen melakukan ancaman ke Kordova orang-orang yang ada di Kordova akhirnya meminta bantuan lagi kepada Muwahiddun di Maroko pada tahun 1145.[8] Faktor lain yang melatar belakangi kemunduran dinasti Murabithun ini dimana adanya perubahan sikap mental mereka, adanya kemewahan yang berlebihan. Dengan kondisi ini merubah mereka dari sikap yang keras dalam kehidupan di gurun sahara menjadi sikap yang lemah lembut dalam kehidupan di Spanyol yang penuh gemerlap dan kemewahan materi.[9]

B.     Dinasti Muwahiddun (1145-1235)
1.      Sejarah Dinasti Muwahiddun di Andalusia
Dinasti ini bermula dari gerakan agama-politik yang didirikan oleh seorang Berber yang bernama Muhammad Ibn Tumart dari suku Masmuda.[10] Muhammad Ibn Tumart pernah mengembara mendatangi negeri-negeri di sebelah timur, hingga akhirnya ia menetap beberapa lamanya di Irak sebagai mahasiswa dari Imam Al Ghazali. Maka dari hasil belajarnya ia mendapatkan pengetahuan agama yang seluas-luasnya dan juga mendapatkan ilmu falsafah.
Dari hasil menuntut ilmunya ini maka Muhammad Ibn Tumart melakukan dakwah agama Islam dakwahnya ini bersifat murni artinya tidak didasari kepentingan politik tertentu, semata-mata hanya menegakan tauhid yang murni. Tetapi ketika dakwahnya mulai diterima dan mempunyai pengikut yang banyak, disamping itu Dinasti Murabithun mulai melemah maka berambisi untuk menguasai kaum Murabithun.[11] Orang-orang pengikut menamakan Muhammad ibn Tumart sebagai Al Muwahid. Ketika pengikutnya bertambah banyak  didirikanlah suatu kerajaan yang dinamainya daulah Muwahiddun.[12]
Ibnu Tumart wafat pada tahun 1130. Digantikanlah dinasti Muwahiddun ini oleh seorang sahabatnya yang sangat setia yang bernama Abdul Mu’min. Ketika awal kekuasanya ia memerangi kaum Murabithun di Afrika, sehingga ia dapat menaklukan kaum itu di Maroko, pada tahun 1147 M. Setelah itu meluaslah kekuasaan Daulah Muwahiddun ini mulai dari batas Tripoli disebelah Timur sampai ketepi Samudra Atlantik disebelah Barat. Mendengar kekuatan Dinasti Muwahiddun ini maka orang Arab di Andalusia meminta pertolongan kepada Muwahiddun pada tahun 1145, pada waktu itu Abdul Mu’min membawa laskarnya ke Andalusia dan akhirnya merebut kekuasaan Murabithun di Andalus yang telah direbut oleh kaum Nasrani.[13] Serta menghancurkan Dinasti Murabithun di Andalusia.

2.      Masa kejayaan Dinasti Muwahiddun
Zaman pemerintahan Muwahiddun di Andalusia ini adalah zaman kegemilangan yang mengembalikan kebahagian di negeri ini. Faktor ini disebabkan oleh para pemimpin mereka yang begitu mencintai ilmu pengetahuan, mereka juga cerdik pandai dan sangat memperhatikan ilmu pengetahuan. Diantara penguasa mereka yang paling mashur adalah Yusuf Ibn Abdul Mu’min karena ia berhasil menaklukan Maroko dan Spanyol Abdul Al Mu’min melanjutkan penaklukan pada tahun 1152 hingga ke Al Jazair, 1158 ke Tunisia, dan 1160 ke Tripoli. Untuk pertama kalinya sejarah muslim seluruh pesisir dari Atlantik hingga perbatasan Mesir dihimpun dengan Spanyol sebagai satu imperium yang independen setelah kekuasaan termashur Abdul Mu’min wafat pada Tahun 1163 M. Diteruskanlah oleh cucunya yang bernama Abu Yusuf Ya’kub al Manshur (1184-1199). Dari masa kekuasaanya dibangunlah monumen-monumen arsitek yang berdiri sangat luar biasa yang ada di Maroko dan Spanyol. Kemudian membangun menara yang disebut Giralda sebagai pelengkap untuk masjid besar. Di Maroko sendiri ia membangun Ribath Al Fath yang mencontoh iskandaria serta membangun rumah sakit yang tidak ada tandinganya di dunia. Dimasa ini Andalusia mengalami peningkatan kemajuan yang sangat luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan adab.[14]

3.      Keruntuhan Dinasti Muwahiddun
Keruntuhan Muwahiddun terjadi ketika Muhammad Nashir Lidinillah menajadi penguasa Andalusia. Banyak kekacauan salah satunya adalah perang salib peperangan ini terjadi di Las Navas yang dimenangkan oleh para umat Kristen, pada waktu itu dipimpin oleh Al-Fonso VIII dari Castilia. Ketika terjadinya peperangan tentara umat Islam hanya 1.000 pasukan saja yang lolos dari sekitar 600.000 tentara yanng berusaha melarikan diri. Al Nashir sendiri menyelamatkan diri ke Maroko, sampai dua tahun kemudian akhirnya meninggal disana. Bersamaan dengan itu berakhirlah kekuasaan Muwahiddun di Andalusia. Semua wilayah Muslim berada di tangan para umat Nasrani. Lambat laun muslim di Spanyol terpecah menjadi sebuah wilayah yang dikuasai raja-raja Kristen, dan beberapa  raja-raja kecil Muslim lainya.[15]
Setelah runtuhnya Muwahiddun (1235) umat Kristen juga senantiasa menyerang Kordova, hingga akhirnya Kordova jatuh ketangan mereka pada tahun 1236 dan tidak ada lagi orang Muslim yang berani menghambat kemajuan umat Kristen. Tapi dari sisi lain di Granada Bani Ahmar telah mendirikan kerajaan pada tahun 1232.[16]
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Dinasti Murabithun dan Dinasti Muwahiddun merupakan dinasti yang berasal dari Afrika Utara kemudian berkuasa di Andalusia kedua dinasti ini yang pada awalnya membantu peperangan umat Islam di Andalusia dalam melawan tentara Kristen dan mengalami kemenangan telak, namun akhirnya para pemimpin mereka mempunyai keinginan untuk menguasai Andalusia.
Murabithun didirikan oleh Yusuf ibn Tasyifin dan setelah berhasil menaklukan Tentara Kristen ia merampas kekuasaan Al Mu’tamin dan memilih kota Seville sebagai ibu kota pemerintahanya di Andalusia. dinasti ini sangat berumur pendek dimana dinasti ini tidak meninggalkan peradaban melainkan kegagalan karena diserang bertubi-tubi oleh umat Kristen hingga akhirnya kekuasanya banyak yang jatuh ketangan Kristen. Setelah kalah dari umat Kristen meminta bantuanlah kepada Muwahiddun yang ada di Afrika pada waktu itu Muwahiddun telah menguasai Maroko akhirnya dipimpin oleh Abdul Mu’min untuk menyebrang ke Spanyol guna merampas kembali kekuasaan Islam dari umat Kristen. Akhirnya tentara Kristen Kalah dan Muwahiddun pun menguasai Andalusia serta memusnahkan Murabithun yang ada di Spanyol. Dari hasil Peninggalnya Muwahiddun banyak meninggalkan kemajuan dalam ilmu pengetahuan, arsitektur, dan rumah sakit yang begitu besarnya, ini dikarenakan para penguasa Muwahiddun orang-orangya pintar cerdik serta menyukai ilmu pengetahuan.



Daftar Pustaka

Osman, A Latif. 1979. Ringkasan Sejarah Islam II. Jakarta: Widjaya.
Phillip K Hitti. 2002. History of The Arabs. Jakarta: Serambi.
Samsul Munir Amin. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.



[1] Samsul Munir Amin. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Amzah. 2009), hlm 268-269.
[2] Osman, A Latif. Ringkasan Sejarah Islam II. (Jakarta: Widjaya. 1979)., hlm 35.
[3] Samsul. Ibid., hlm 269.
[4] Osman, Ibid., hlm 35.
[5] Osman. Ibid., hlm 36.
[6] Phillip K Hitti. History of The Arabs. (Jakarta: Serambi. 2002), hlm 689.
[7] Samsul. Ibid.,  hlm 270.
[8] Osman. Ibid., hlm 6
[9] Samsul. Ibid.,  hlm 270
[10] Hitti. Ibid.,  hlm 696
[11] Samsul. Ibid., hlm 271.
[12] Osman. Ibid., hlm  37.
[13] Samsul. Ibid., hlm 272.                          
[14] Hitti. Ibid.,  hlm 696.
[15] Hitti. Ibid.,  hlm 698.
[16] Osman. Ibid.,  hlm 38.

1 comment: