Search This Blog

Tuesday, May 21, 2013

ISLAM DI RUSIA



BAB I
PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang
Membahas agama Islam di Rusia sangatlah menarik sekali, sekilas tentang agama Islam di Rusia, dimana Rusia ini yang dahulunya Uni Soviet, pada masa pemerintahan Uni Soviet agama Islam menjadi tersisihkan/mayoritas dan umat Islam banyak yang dibunuh serta masjid-masjid dihancurkan, dan juga sekolah-sekolah yang berbasis agama Islam dibakar, Uni Soviet berkuasa dari tahun 1922 akhirnya Uni Soviet dibubarkan pada tahun 1991, pasca pembubaran Uni Soviet para umat Islam menemukan kembali akan jati dirinya untuk terus berjuang di Rusia pada dewasa ini. Uni Soviet telah menjadi Federasi Rusia, dilihat dari segi jumlah pengikutnya agama Islam merupakan agama pokok kedua di Rusia. Di Rusia terdapat sedikitnya 20 juta orang Muslim, mereka berasal dari 57 kelompok etnis dimana diantaranya yang paling besar adalah kelompok Tatar dengan seperempat dari jumlah orang Muslim di Rusia (daerah Volga), diikuti oleh Avar, Bashkir, Chechen, Cherkass, Ingush, Kabardin dan lainnya (terutama di Kaukasus Utara).
Di dalam makalah ini akan membahas Agama Islam di Rusia dari pasca pembubaran Uni Soviet hingga Agama Islam di Rusia pada masa kini, yang selengkapnya akan diuraikan dalam pembahasan selanjutnya.

B.     Rumusan Maslah
1.      Bagaimana keadaan umat Islam pasca pembubaran Uni Soviet hingga menjadi Rusia saat ini ?
2.      Bagaimana Perkembangan agama Islam di Rusia pada saat ini ?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Keadaan Umat Islam di Rusia Pasca Pembubaran Uni Soviet
Pengunduran resmi Mikhail Gorbachev sebagai Presiden Uni Soviet tanggal 24 Desember 1991 secara resmi mengakhiri eksistensi imperium Soviet yang telah berumur 74 tahun sejak didirikan pertama kali melalui Revolusi Bolshevik di tahun 1917. Runtuhnya Uni Soviet mengakibatkan bubarnya persatuan 15 negara berdaulat yang bernaung di dalamnya dan Republik Soviet Rusia (RSR) termasuk salah satu negara berdaulat itu. Republik Soviet Rusia yang memilih jalan demokratisasi kemudian berubah menjadi Federasi Rusia adalah kepingan terbesar sekaligus pewaris sah Uni Soviet.[1]
Setelah negara Rusia sekarang telah menjadi negara Demokrasi dan juga kebebasan beragama pun tumbuh dari waktu ke waktu. Rusia berusaha kerjasama dengan umat Islam terutama memikat wilayah Islam agar mau kembali bergabung dengan Rusia pasca runtuhnya Uni Soviet, dari sini terjadi pergeseran perhatian dalam hubungan Islam, nasionalisme dan struktur politik pasca Soviet. Peran elite muslim dalam proses pengambilan keputusan semakin terlihat dan membuat Islam mempengaruhi aktivitas eksekutif dan legslatif di republik-republik Rusia yang umat Islam bermukim di dalamnya berdampak kepada kesadaran publik akan berbagai ritual dan hari raya Islam dalam kehidupan sehari-hari umat yang mulai tumbuh.[2] Saat ini orang Rusia bebas berdakwah agama mereka, dan siapa pun tidak dibatasi untuk bisa mengunjungi gereja-gereja Ortodoks, masjid, gereja Katholik, kuil Budha dan biara-biara.
Hubungan antara Pemerintah Rusia dengan aspek-aspek penduduk Muslim sejak awal sudah diwarnai dengan adanya ketidakpercayaan dan keraguan. Pada tahun 1992, misalnya, Sheikh Rawil Ghaynetdin, imam dari Masjid Moskow, mengeluhkan bahwa "negara Rusia masih mewarisi ideologi dari kepemimpinan Tsar, yang mempercayai bahwa hanya aqidah Ortodoks sahaja yang boleh dijadikan pegangan, sebagai agama rasmi negara." Kerajaan Rusia pula, untuk bahagiannya risau akan kebangkitan Islam sebagai mana yang disaksikan pada tahun 1980 di Afghanistan dan Iran. Puncak kerisauan kerajaan berlaku pada tahun 1992, yang mana sebuah konferensi telah diadakan di Saratov oleh Partai Pembaharuan Islam. Wakil-wakil yang menghadiri konferensi tersebut datang dari berbagai tempat, kebanyakannya dari Republik Asia Tengah yang baru-baru saja merdeka, Azerbaijan, dan dari berbagai jajahan autonomi Rusia, termasuk Republik Autonomi Tatarstan dan Bashkortostan. Pertemuan tersebut telah menimbulkan kesadaran di Moskow akan kebolehan Islam untuk tersebar luas di Rusia terutamanya dari negara-negara Islam yang baru merdeka dan juga negara-negara yang masih di bawah jajahan Soviet. Untuk itu, Kerajaan Rusia telah mengelola pembiayaan pertahanan dan politikal untuk diktator-diktator sekular bagi lima republik Asia Tengah, yang kesemuanya tidak memihak kepada politik Islam. Sehingga pertengahan 1990, kebangkitan Islam hanyalah merupakan alasan standar untuk desakan nasionalis radikal bahwa, Rusia berjaya mengawal kebangkitan tersebut.
Usaha untuk menggariskan kuasa kerajaan federal dan lokal di Rusia juga turut mempengaruhi hubungan Rusia dengan komunitas Islam. Kerajaan Rusia mewariskan dua dari empat jabatan kerohanian, atau jabatan mufti, yang telah sedia ada sejak era Stalin untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas agama Islam, disetiap pelosok Soviet Union. Ada dua lagi jabatan terletak di Tashkent dan Baku. Satu dari dua jabatan tersebut mempunyai bidang kuasa di Rusia Eropa dan Siberia, dan yang satu lagi bertanggung jawab atas golongan Muslim di Kaukasus Utara dan daerah Transcaspian. Pada tahun 1992, beberapa Pertumbuhan Islam menarik diri, mereka yang berada di bawah kuasa jabatan mufti dan mencoba untuk mewujudkan jabatan kerohanian mereka sendiri. Selepas tahun tersebut, Tatarstan dan Bashkortostan menarik pengiktirafan mereka dari jabatan mufti Rusia Eropa dan Siberia, dan mewujudkan jabatan mufti mereka sendri.[3]
Bersamaan dengan era baru keterbukaan tersebut, gelora kebangkitan keagamaan mulai muncul. Keberadaan Umat Islam  di Rusia yang tersebar di seluruh negeri mulai merasakan titik balik kehidupan, titik balik itu bernama Prestroika dan Glastnos yang di cetuskan dan dilahirkan oleh seorang presiden bernama Mikhail Gorbachev yang berperawakan biasa-biasa saja namun berani menciptakan kebijakan untuk yang luar biasa. Dari sinilah masyarakat berubah 180 Derajat dalam semua sisi kehidupan baik segi politik, ekonomi, sosial-budaya hingga keagamaan.[4]

B.     Perkembangan Agama Islam di Rusia Pada Masa Kini
Perkembangan Islam di Rusia sangat pesat. Agama Islam menjadi agama terbesar kedua setelah Kristen Ortodoks, yakni sekitar 21 - 28 juta penduduk atau 15 - 20 persen dari sekitar 142 juta penduduk. Kehidupan Muslim di Rusia saat ini juga kian membaik dibanding masa Komunis dulu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Rusia, pemimpin Rusia (Vladimir Putin) memasukkan menteri Muslim dalam kabinetnya dan mengakui eksistensi Muslim Rusia.[5]
Mayoritas Muslim di Rusia mengikuti ajaran Islam Sunni. Dalam beberapa kawasan, terutama di Dagestan dan Chechnya, ada tradisi Sufisme, yang diwakili oleh tarekat Naqsyabandi dan Shazili dipimpin oleh Shaykh Said Afandi al-Chirkawi ad-Daghestani. Amalan sufi memberikan orang Kaukasus semangat kuat untuk menolak tekanan orang asing, dan telah menjadi legenda diantara pasukan Rusia yang melawan orang Kaukasus pada zaman Tsar. Di Rusia terdapat dua Mazhab, yaitu Mazhab Syafi’i di Kaukasus Utara dan Mazhab Hanafi di wilayah negara lainnya.[6]
Secara resmi jumlah masjid di Rusia mencapai 4750 masjid, namun jumlah sebenarnya jauh lebih besar dan terus bertambah. Di Dagestan saja terdapat antara 1600 – 3000 masjid. Dalam sepuluh tahun terakhir jumlah masjid di Tatarstan telah melebihi 1000. Di ibukota Rusia dengan jumlah pemeluk Islam yang melebihi 1 juta orang terdapat 20 komunitas Muslim dan 5 masjid. Menurut pakar data Rusia, sedikitnya terdapat 7000 masjid di Rusia.[7]
Menurut data register negara, kini telah tercatat 3345 organisasi keagamaan Muslim lokal. Jumlah terbesar organisasi-organisasi keagamaan Muslim terdaftar di daerah Volga (1945), diikuti Kaukasus Utara (980) dan Ural (316). Sedangkan jumlah organisasi keagamaan Muslim di daerah lainnya lebih kecil.
Tiga organisasi Muslim menurut status dewan federal (pusat) adalah:
a.       Dewan Mufti Rusia (berbasis di Moskwa). Pemimpinnya Mufti Ravil Gainutdin. Dewan ini memimpin 1,686 komunitas.
b.      Administrasi Keagamaan Pusat dari Muslim Rusia (berbasis di Ufa). Dipimpin oleh Mufti Talgat Tadzhuddin dan mempersatukan 522 komunitas.
c.       Pusat Koordinasi Muslim di Kaukasus Utara yang dipimpin oleh Ismail Berdiyev, Mufti Karachai-Cherkassia dan wilayah Stavropol, dan terdiri dari 830 komunitas.[8]

Terdapat perkiraan yang berbeda-beda mengenai statistik dari populasi muslim di Rusia. Sulit untuk memberikan angka pasti karena sebuah fakta bahwa agama atau kepercayaan tidak diperhitungkan selama sensus penduduk di Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidatonya pada KTT OKI di Kuala Lumpur tahun 2003 memperkirakan populasi muslim di Rusia sekitar 25 juta, ataupun pada kisaran 17 persen dari total penduduk. Orang-orang muslim di Rusia mereka adalah asli dari penduduk Rusia itu sendiri mereka Islam bukan karena pendatang. Mereka juga mempunyai hak yang sama dengan penduduk lainya, berbeda dengan muslim dibeberapa negara Barat yang utamanya adalah masyarakat pendatang dari negeri lain.[9]
Populasi muslim Rusia diwakili oleh 57 kelompok etnis, yang merupakan kelompok etnis terbesar di Rusia adalah etnis Tartar lebih dari 7 juta (5% dari total penduduk yang merupakan peringkat kedua setelah etnis Rusia), etnis Bashkirs sekitar 3 juta (0,9%), etnis Chechen lebih dari 1 juta dan masih banyak lagi etnis-etnis lainya di Rusia. Di Rusia terdapat dua wilayah yang tingkat penghuni muslimnya senantiasa stabil, dimana mereka ini selalu eksis dalam tataran sejarah masa lalu hingga kini. Mereka adalah muslim asli Rusia yang tinggal di Tatar dan Bashkirs (wilayah volga) dan muslim dari Kaukasus Utara (bagian barat daya Rusia).[10]
Rusia akan terus memiliki penduduk Muslim terbesar (dalam jumlah absolut) di Eropa pada tahun 2030. Populasi Muslim diperkirakan akan meningkat dari 16,4 juta pada 2010 hingga akan terus meningkat dikisaran 18,6 juta pada tahun 2030. Tingkat pertumbuhan untuk populasi Muslim di Rusia diproyeksikan menjadi 0,6% per tahun selama dua dekade berikutnya. Sebaliknya, penduduk non-Muslim Rusia diperkirakan menyusut rata-rata 0,6% per tahun selama periode yang sama.[11]
Usaha para pemimpin oraganisasi Muslim di Rusia dalam mempersatukan Muslim ditingkat keagamaan dan keagamaan – politik tetap dilakukan, namun terhalang dengan ketiadaan pemimpin-pemimpin yang diakui oleh seluruh umatnya. Pemimpin-pemimpin Muslim Rusia adalah pada dasarnya pemimpin regional walaupun beberapa diantaranya menuntut status pemimpin nasional.
Kebangkitan Islam tidak mungkin tanpa kebangkitan pendidikan Islamiah. Sampai oleh akhir 1980-2002an pendidikan profesional beragama Islam di seluruh Uni Soviet dilaksanakan hanya oleh Madrasah Mir-Arab di Bukhara, Uzbekistan. Setelah bubarnya Uni Soviet perkembangan pesat jumlah masjid baru maupun yang direnovasi serta menjamurnya komunitas Muslim menuntut adanya imam-imam yang dididik secara cepat. Sekolah pertama untuk persiapan imam dan muadzzin di Rusia dibuka di Ufa pada tahun 1989. Pada tahun 2002 telah tercatat 114 sekolah Islam di Rusia, dimana 12 sekolah tinggi diantaranya mendapat lisensi.[12]
Setiap minggu TV pemerintah Rusia menyiarkan program yang dinamakan “Muslim”. Program tersebut menceritakan mengenai tradisi, adat dan budaya orang penganut Islam di Rusia. Radio pemerintah juga mempunyai program serupa. Pada tahun 2003 Persatuan Wartawan Muslim terbentuk dibawah payung dewan Mufti Rusia dan dukungan Persatuan Wartawan Rusia. Kedua dialog baik didalam konfesi maupun diantara konfesi-konfesi dan yang berkuasa resmi berkembang.[13]
Bukan suatu hal kebetulan ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa Rusia seharusnya ikut berpartisipasi dalam kerja Organisasi Konferensi Islam (OKI), walaupun pada mulanya hanya sebagai pengamat saja. Pada Oktober 2003 pertama kali dalam sejarah negara Rusia presiden ikut ambil bagian dalam kerja konferensi tingkat tinggi OKI di Malaysia sebagai tamu. Dalam pidatonya di Summit Presiden Rusia menyatakan : “Rusia sebagai suatu kekuatan Euroasia yang unik selalu memainkan peranan khusus dalam mengembangkan hubungan antara Timur dan Barat. Saya yakin bahwa kegiatan kami dalam ruang lingkup OKI kini dapat menjadi suatu elemen penting untuk terciptanya dunia yang adil dan aman. Muslim di Rusia berhasrat untuk suatu kerja sama yang lebih luas dengan seluruh dunia Islam”. Baru-baru ini OKI memberikan Rusia status sebagai pengamat. Delegasi Rusia yang dipimpin oleh Kamil Iskhakov yang baru diangkat sebagai wakil Administrasi Presiden di Region Timur Jauh Rusia, ikut ambil bagian dalam pertemuan OKI di Mekah, Arab Saudi di awal Desember 2005. Hal ini merupakan suatu trend bahwa Muslim Rusia akan terus berhubungan dengan “saudara-saudaranya”. Mereka mengharapkan bahwa partisipasi di OKI akan mempromosikan perkembangan selanjutnya dan memperkuat hubungan Rusia dengan dunia Islam.
Rusia memberikan perhatian besar terhadap pengembangan dialog diantara orang yang berbeda kepercayaan dan budaya. Berkaitan dengan hal ini Grup Pandangan Strategi “Rusia – Dunia Islam” akan didirikan segera. Pertemuan pertama grup tersebut akan diselenggarakan di Moscow pada bulan Maret tahun ini. Beberapa politisi terkemuka, pemimpin-pemimpin Muslim dan pelajar-pelajar dari macam-macam negara akan ikut ambil bagian. Diantaranya, misalnya terdapat Ketua Muhammadiyah Dien Syamsuddin dan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
Pada saat ini Islam Rusia seperti agama-agama utama lainnya di negara ini, sedang mengalami kebangkitan dan seperti telah dikatakan oleh Presiden Vladimir Putin: Muslim Rusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dan aktif, berpendidikan serta berpengalaman dalam susunan bangsa Rusia yang multi-etnik dan multi denominasional.[14]






BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Setelah kehancuran dan pembubaran Uni Soviet tahun 1991 baru adanya keterbukaan serta sistem demokrasi yang di terapkan keberadaan umat Islam mendapatkan tempat dan identitas dalam segala segi terutama dalam hal keagamaan. Umat Islam banyak berperan dalam mempengaruhi aktivitas publik di Rusia.
            Perkembangan agama Islam di Rusia semakin pesat dan berkembang seperti adanya kebebasan dalam beribadah, tempat ibadah dan pendidikan, organisasi-organisasi Islam yang berkembang banyak bahkan kursi-kursi eksekutif dah legislatif dalam pemerintahan sudah memarnai kehidupan di dalam sistim pemerintahan negara Rusia.




Daftar Pustaka

Alan Cooperman e.a. 2011. The Future of The Global Muslim Population for 2010-2030. Washington DC: Pew Research Centre.
M Aji Surya dan Frassminggi Kamasa. 2012. Geliat Islam di Rusia Catatan Diplomat Indonesia. Jakarta : Kompas.

Internet:
Dalam situs resmi Kedaulatan Besar Federasi Rusia Untuk Indonesia: dalam http://www.indonesia.mid.ru/aktiv/01_i.html.  Di akses 20 Mei 2013, pukul 08:54 WIB.
Dalam wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_rusia. Di akses 20 Mei 2013, pukul 08:54 WIB.


[1] M Aji Surya dan Frassminggi Kamasa. Geliat Islam di Rusia Catatan Diplomat Indonesia. ( Jakarta : Kompas, 2012)., hlm. 57.
[2] Ibid. hlm. 67.
[4] M Aji Surya dan Frassminggi Kamasa. Geliat Islam di Rusia Catatan Diplomat Indonesia. ( Jakarta : Kompas, 2012)., hlm. 90.
[6] M Aji Surya dan Frassminggi Kamasa. Geliat Islam di Rusia Catatan Diplomat Indonesia. ( Jakarta : Kompas, 2012)., hlm. 21., hlm. 37.
[8] Dalam situs resmi Kedaulatan Besar Federasi Rusia Untuk Indonesia: dalam http://www.indonesia.mid.ru/aktiv/01_i.html.  “Presentasi oleh M. Bely, Duta Besar Federasi Rusia di Indonesia di Pusat Penelitian untuk Asia Tengah dan Rusia di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah”. Di akses 20 Mei 2013, pukul 08:54 WIB.
[9] M Aji Surya dan Frassminggi Kamasa. Ibid., hlm. 24.
[10] Ibid., hlm. 25.
[11] Alan Cooperman e.a, The Future of The Global Muslim Population for 2010-2030, (Washington DC: Pew Research Centre. 2011)., hlm 20.
[12] M Aji Surya dan Frassminggi Kamasa. Ibid., hlm. 39.
[13] M Aji Surya dan Frassminggi Kamasa. Ibid., hlm. 152.
[14] Dalam situs resmi Kedaulatan Besar Federasi Rusia Untuk Indonesia: dalam http://www.indonesia.mid.ru/aktiv/01_i.html.  “Presentasi oleh M. Bely, Duta Besar Federasi Rusia di Indonesia di Pusat Penelitian untuk Asia Tengah dan Rusia di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah”. Di akses 20 Mei 2013, pukul 08:54 WIB.

1 comment: