BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Bani
Umayyah di Spanyol mengalami kemunduran diawali dari naiknya Hisyam II yang waktu itu masih berusia sebelas tahun. Hal ini
disebabkan tidak adanya penerus dari keturunan pemerintah. Dari naiknya Hisyam
ini maka menimbulkan perpecahan di negeri andalusia dimana pada waktu itu
terpecah kurang lebih menjadi tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan
raja-raja golongan (Al-Mulukuth Thawaif). Dari perpecahan ini di
Andalusia sendiri masih ada suatu kekuatan yang sangat dominan yaitu Dinasti
Murabithun (1086-1147) dan Dinasti Muwahiddun (1146-1235).
Dinasti
Murabitun ini pada mulanya sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf Ibn
Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1086 Ia masuk ke Spanyol atas undangan para
penguasa-penguasa Islam disana, untuk mempertahankan wilayah Islam dari
serangan tentara Kristen. Pada tahun 1146 Dinasti Muwahidun yang berpusat di
Afrika Merebut kekuasaan Murabitun di Spanyol dari tangan kaum Nasrani. Dinasti
ini datang ke Spanyol dipimpin oleh Abd al-Mu’min. Abd al-Mu’min merupakan
sahabat pendiri Dinasti Muwahidun yaitu Muhammad Ibnu Tumart.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dinasti
Murabithun (1086-1147)
1. Sejarah Dinasti Murabithun di Andalusia
Dinasti
Murabithun ini berkuasa di Magribi dan Andalusia. Asal-usul dinasti ini berasal
dari Lemtuna, salah satu anak dari suku Sahaja. Mereka biasa disebut
Al-Muksimum (pemakai kerudung sampai menutupi wajah di bawah muka). Dinasti ini
berawal dari sekitar 1.000 anggota
pejuang. Kegiatan mereka antara lain
adalah menyebarkan agama Islam dengan mengajak suku lain untuk memeluk agama
Islam. Pada tahun 1062 Yusuf bin Tasyfin mendirikan ibu kota di Maroko. Ia
juaga berhasil menaklukan Fez (1070) dan Tangier (1078). Pada tahun 1080-1082 ia
berhasil memperluas wilayahnya hingga sampai ke Aljazir.[1]
Dinasti
Murabithun ini pada awalnya merupakan sebuah gerakan agama yang didirikan oleh
Yusuf ibn Tasyifin di Afrika Utara. Kemudian ia masuk ke Andalusia atas
undangan para penguasa Islam disana.[2]
Pada waktu itu di Andalusia dipimpin oleh Amir Cordova yaitu Al Mu’tamid bin
Abbas, yang terancam kekuasanya oleh Raja Alfonso VI (Raja Leon Castilla).[3]
Kemudian Yusuf ibn Tasyifin ini dengan dukungan kuat dari Mulukul At
Tawa’if di Andalusia dengan semangatnya
membawa pasukan 10.000 tentara bantuan dari Afrika sementara itu Umat Islam di
Sevilla, Kordova dan dikota yang lain telah bersiap pula. Maka berhadapanlah
angkatan perang islam dengan angkatan perang Alfonso yang berjumlah 40.000
pasukan tentara. Kemudian terjadilah pertempuran besar di Zallakah 23 Oktober
1086.[4]
Pertempuran ini akhirnya dimenangkan oleh pihak Umat Islam, sedangkan para
tentara Alfonso mengalami kekalahan dan melarikan diri bercerai berai karena
tidak sanggup melawan kekuatan Islam pada waktu itu.
Dengan berbagai
kegemilangan yang di capai di Andalusia Yusuf ibn Tasyifin berkeinginan untuk
menguasai Andalusia, akhirnya Yusuf mampu menguasai kota Granada, Seville,
Kordova dan kota-kota lainya. Pada waktu itu di Kordova masih berkuasa amir Al
Mu’tamid namun akhirnya Mu’tamid ini ditawan dan dibawa ke Afrika hingga
akhirnya ajalpun menjemput Mu’tamid dalam keadaan kemelaratan.[5]
Yusuf ibn
Tasyifin ketika berkuasa di Andalusia lebih memilih kota Seville daripada Kordova,
sebagai ibukota kedua. Para raja Murabithun mempertahankan semua otoritas
penguasa dan menyandang gelar Amir al-Muslimin, tetapi dalam persoalan
spiritual mereka mengakaui otoritas khalifah Abbasiyah di Bagdad, selama lebih
dari setengah abad kekuatan Murabithun begitu kuat di Afrika barat daya dan
Spanyol Selatan. Dalam sejarah ini merupakan pertama kalinya dimana seorang
Berber memainkan peran penting di panggung dunia.[6]
Dinasti
Murabithun memegang kekuasaan selama 90 tahun dengan para pemimpin-pemimpin
Dinasti Murabithun di Andalusia. Para pemimpin Dinasti Murabithun :
a. Yusuf
bin Tasyifin (1086-1107)
b. Ali
ibn Yusuf (1107-1143)
c. Tasyifin
ibn Ali (1143-1146)
d. Ibrahim
ibn Tasyifin(1146)
e. Ishaq
ibn Ali (1146-1147)[7]
2. Sebab-sebab kemunduran dinasti Murabithun
Ketika berkuasa
dinasti ini belum mampu memiliki kemajuan yang gemilang tidak seperti bangsa
Arab yang dapat mendiami tempat-tempat lain, dapat dikatakan bahwa ketika
dinasti ini berkuasa pemerintahan di Andalusia malah semakin terpuruk.
Keterpurukan itu diantaranya pengetahuanya terbelakang, urusan pemerintahan
kacau balau, negeri ditimpa kelaparan, dan juga terjadinya perang saudara antar
bangsa Barbar terjadi dimana-mana. Dari sisi lain kerajaan Kristen mulai
bangkit lagi kakuasaannya pun mulai meluas dan bertambah kuat, sampai akhirnya
para pasukan Kristen melakukan ancaman ke Kordova orang-orang yang ada di
Kordova akhirnya meminta bantuan lagi kepada Muwahiddun di Maroko pada tahun
1145.[8]
Faktor lain yang melatar belakangi kemunduran dinasti Murabithun ini dimana
adanya perubahan sikap mental mereka, adanya kemewahan yang berlebihan. Dengan
kondisi ini merubah mereka dari sikap yang keras dalam kehidupan di gurun
sahara menjadi sikap yang lemah lembut dalam kehidupan di Spanyol yang penuh gemerlap
dan kemewahan materi.[9]
B.
Dinasti
Muwahiddun (1145-1235)
1. Sejarah Dinasti Muwahiddun di Andalusia
Dinasti ini
bermula dari gerakan agama-politik yang didirikan oleh seorang Berber yang
bernama Muhammad Ibn Tumart dari suku Masmuda.[10]
Muhammad Ibn Tumart pernah mengembara mendatangi negeri-negeri di sebelah timur,
hingga akhirnya ia menetap beberapa lamanya di Irak sebagai mahasiswa dari Imam
Al Ghazali. Maka dari hasil belajarnya ia mendapatkan pengetahuan agama yang
seluas-luasnya dan juga mendapatkan ilmu falsafah.
Dari hasil
menuntut ilmunya ini maka Muhammad Ibn Tumart melakukan dakwah agama Islam
dakwahnya ini bersifat murni artinya tidak didasari kepentingan politik
tertentu, semata-mata hanya menegakan tauhid yang murni. Tetapi ketika
dakwahnya mulai diterima dan mempunyai pengikut yang banyak, disamping itu
Dinasti Murabithun mulai melemah maka berambisi untuk menguasai kaum
Murabithun.[11]
Orang-orang pengikut menamakan Muhammad ibn Tumart sebagai Al Muwahid. Ketika
pengikutnya bertambah banyak didirikanlah suatu kerajaan yang dinamainya
daulah Muwahiddun.[12]
Ibnu Tumart
wafat pada tahun 1130. Digantikanlah dinasti Muwahiddun ini oleh seorang
sahabatnya yang sangat setia yang bernama Abdul Mu’min. Ketika awal kekuasanya
ia memerangi kaum Murabithun di Afrika, sehingga ia dapat menaklukan kaum itu
di Maroko, pada tahun 1147 M. Setelah itu meluaslah kekuasaan Daulah Muwahiddun
ini mulai dari batas Tripoli disebelah Timur sampai ketepi Samudra Atlantik
disebelah Barat. Mendengar kekuatan Dinasti Muwahiddun ini maka orang Arab di
Andalusia meminta pertolongan kepada Muwahiddun pada tahun 1145, pada waktu itu
Abdul Mu’min membawa laskarnya ke Andalusia dan akhirnya merebut kekuasaan
Murabithun di Andalus yang telah direbut oleh kaum Nasrani.[13]
Serta menghancurkan Dinasti Murabithun di Andalusia.
2. Masa kejayaan Dinasti Muwahiddun
Zaman
pemerintahan Muwahiddun di Andalusia ini adalah zaman kegemilangan yang
mengembalikan kebahagian di negeri ini. Faktor ini disebabkan oleh para
pemimpin mereka yang begitu mencintai ilmu pengetahuan, mereka juga cerdik
pandai dan sangat memperhatikan ilmu pengetahuan. Diantara penguasa mereka yang
paling mashur adalah Yusuf Ibn Abdul Mu’min karena ia berhasil menaklukan
Maroko dan Spanyol Abdul Al Mu’min melanjutkan penaklukan pada tahun 1152
hingga ke Al Jazair, 1158 ke Tunisia, dan 1160 ke Tripoli. Untuk pertama
kalinya sejarah muslim seluruh pesisir dari Atlantik hingga perbatasan Mesir
dihimpun dengan Spanyol sebagai satu imperium yang independen setelah kekuasaan
termashur Abdul Mu’min wafat pada Tahun 1163 M. Diteruskanlah oleh cucunya yang
bernama Abu Yusuf Ya’kub al Manshur (1184-1199). Dari masa kekuasaanya dibangunlah
monumen-monumen arsitek yang berdiri sangat luar biasa yang ada di Maroko dan
Spanyol. Kemudian membangun menara yang disebut Giralda sebagai pelengkap untuk
masjid besar. Di Maroko sendiri ia membangun Ribath Al Fath yang
mencontoh iskandaria serta membangun rumah sakit yang tidak ada tandinganya di
dunia. Dimasa ini Andalusia mengalami peningkatan kemajuan yang sangat luar
biasa dalam ilmu pengetahuan dan adab.[14]
3. Keruntuhan Dinasti Muwahiddun
Keruntuhan
Muwahiddun terjadi ketika Muhammad Nashir Lidinillah menajadi penguasa
Andalusia. Banyak kekacauan salah satunya adalah perang salib peperangan ini
terjadi di Las Navas yang dimenangkan oleh para umat Kristen, pada waktu itu dipimpin
oleh Al-Fonso VIII dari Castilia. Ketika terjadinya peperangan tentara umat
Islam hanya 1.000 pasukan saja yang lolos dari sekitar 600.000 tentara yanng
berusaha melarikan diri. Al Nashir sendiri menyelamatkan diri ke Maroko, sampai
dua tahun kemudian akhirnya meninggal disana. Bersamaan dengan itu berakhirlah
kekuasaan Muwahiddun di Andalusia. Semua wilayah Muslim berada di tangan para
umat Nasrani. Lambat laun muslim di Spanyol terpecah menjadi sebuah wilayah
yang dikuasai raja-raja Kristen, dan beberapa
raja-raja kecil Muslim lainya.[15]
Setelah
runtuhnya Muwahiddun (1235) umat Kristen juga senantiasa menyerang Kordova,
hingga akhirnya Kordova jatuh ketangan mereka pada tahun 1236 dan tidak ada
lagi orang Muslim yang berani menghambat kemajuan umat Kristen. Tapi dari sisi
lain di Granada Bani Ahmar telah mendirikan kerajaan pada tahun 1232.[16]
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Dinasti Murabithun dan Dinasti
Muwahiddun merupakan dinasti yang berasal dari Afrika Utara kemudian berkuasa
di Andalusia kedua dinasti ini yang pada awalnya membantu peperangan umat Islam
di Andalusia dalam melawan tentara Kristen dan mengalami kemenangan telak,
namun akhirnya para pemimpin mereka mempunyai keinginan untuk menguasai
Andalusia.
Murabithun
didirikan oleh Yusuf ibn Tasyifin dan setelah berhasil menaklukan Tentara
Kristen ia merampas kekuasaan Al Mu’tamin dan memilih kota Seville sebagai ibu
kota pemerintahanya di Andalusia. dinasti ini sangat berumur pendek dimana
dinasti ini tidak meninggalkan peradaban melainkan kegagalan karena diserang
bertubi-tubi oleh umat Kristen hingga akhirnya kekuasanya banyak yang jatuh
ketangan Kristen. Setelah kalah dari umat Kristen meminta bantuanlah kepada
Muwahiddun yang ada di Afrika pada waktu itu Muwahiddun telah menguasai Maroko
akhirnya dipimpin oleh Abdul Mu’min untuk menyebrang ke Spanyol guna merampas
kembali kekuasaan Islam dari umat Kristen. Akhirnya tentara Kristen Kalah dan
Muwahiddun pun menguasai Andalusia serta memusnahkan Murabithun yang ada di
Spanyol. Dari hasil Peninggalnya Muwahiddun banyak meninggalkan kemajuan dalam
ilmu pengetahuan, arsitektur, dan rumah sakit yang begitu besarnya, ini
dikarenakan para penguasa Muwahiddun orang-orangya pintar cerdik serta menyukai
ilmu pengetahuan.
Daftar
Pustaka
Osman, A Latif. 1979. Ringkasan Sejarah Islam II.
Jakarta: Widjaya.
Phillip K Hitti. 2002. History of The Arabs.
Jakarta: Serambi.
Samsul Munir Amin. 2009. Sejarah Peradaban Islam.
Jakarta: Amzah.
trimakasiiihh
ReplyDelete