BAB
I
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Membahas agama
Islam di Rusia sangatlah menarik sekali, sekilas tentang agama Islam di Rusia,
dimana Rusia ini yang dahulunya Uni Soviet, pada masa pemerintahan Uni Soviet
agama Islam menjadi tersisihkan/mayoritas dan umat Islam banyak yang dibunuh
serta masjid-masjid dihancurkan, dan juga sekolah-sekolah yang berbasis agama
Islam dibakar, Uni Soviet berkuasa dari tahun 1922 akhirnya Uni Soviet
dibubarkan pada tahun 1991, pasca pembubaran Uni Soviet para umat Islam menemukan
kembali akan jati dirinya untuk terus berjuang di Rusia pada dewasa ini. Uni
Soviet telah menjadi Federasi Rusia, dilihat dari segi jumlah pengikutnya agama
Islam merupakan agama pokok kedua di Rusia. Di Rusia terdapat sedikitnya 20
juta orang Muslim, mereka berasal dari 57 kelompok etnis dimana diantaranya
yang paling besar adalah kelompok Tatar dengan seperempat dari jumlah orang
Muslim di Rusia (daerah Volga), diikuti oleh Avar, Bashkir, Chechen, Cherkass,
Ingush, Kabardin dan lainnya (terutama di Kaukasus Utara).
Di dalam
makalah ini akan membahas Agama Islam di Rusia dari pasca pembubaran Uni Soviet
hingga Agama Islam di Rusia pada masa kini, yang selengkapnya akan diuraikan
dalam pembahasan selanjutnya.
B. Rumusan Maslah
1.
Bagaimana keadaan umat Islam pasca
pembubaran Uni Soviet hingga menjadi Rusia saat ini ?
2.
Bagaimana Perkembangan agama Islam
di Rusia pada saat ini ?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Keadaan Umat Islam di Rusia Pasca Pembubaran Uni
Soviet
Pengunduran
resmi Mikhail Gorbachev sebagai Presiden Uni Soviet tanggal 24 Desember 1991
secara resmi mengakhiri eksistensi imperium Soviet yang telah berumur 74 tahun
sejak didirikan pertama kali melalui Revolusi Bolshevik di tahun 1917.
Runtuhnya Uni Soviet mengakibatkan bubarnya persatuan 15 negara berdaulat yang
bernaung di dalamnya dan Republik Soviet Rusia (RSR) termasuk salah satu negara
berdaulat itu. Republik Soviet Rusia yang memilih jalan demokratisasi kemudian
berubah menjadi Federasi Rusia adalah kepingan terbesar sekaligus pewaris sah
Uni Soviet.[1]
Setelah negara
Rusia sekarang telah menjadi negara Demokrasi dan juga kebebasan beragama pun
tumbuh dari waktu ke waktu. Rusia berusaha kerjasama dengan umat Islam terutama
memikat wilayah Islam agar mau kembali bergabung dengan Rusia pasca runtuhnya
Uni Soviet, dari sini terjadi pergeseran perhatian dalam hubungan Islam,
nasionalisme dan struktur politik pasca Soviet. Peran elite muslim dalam proses
pengambilan keputusan semakin terlihat dan membuat Islam mempengaruhi aktivitas
eksekutif dan legslatif di republik-republik Rusia yang umat Islam bermukim di
dalamnya berdampak kepada kesadaran publik akan berbagai ritual dan hari raya
Islam dalam kehidupan sehari-hari umat yang mulai tumbuh.[2]
Saat
ini orang Rusia bebas berdakwah agama mereka, dan siapa pun tidak dibatasi
untuk bisa mengunjungi gereja-gereja Ortodoks, masjid, gereja Katholik, kuil
Budha dan biara-biara.
Hubungan antara Pemerintah Rusia dengan
aspek-aspek penduduk Muslim sejak awal sudah diwarnai dengan adanya
ketidakpercayaan dan keraguan. Pada tahun 1992, misalnya, Sheikh Rawil Ghaynetdin, imam dari Masjid Moskow,
mengeluhkan bahwa "negara Rusia masih mewarisi ideologi dari kepemimpinan Tsar,
yang mempercayai bahwa hanya aqidah Ortodoks sahaja yang boleh dijadikan
pegangan, sebagai agama rasmi negara." Kerajaan Rusia pula, untuk
bahagiannya risau akan kebangkitan Islam sebagai mana yang disaksikan pada
tahun 1980 di Afghanistan
dan Iran.
Puncak kerisauan
kerajaan berlaku pada tahun 1992, yang mana sebuah konferensi telah diadakan di Saratov oleh Partai Pembaharuan Islam. Wakil-wakil yang
menghadiri konferensi
tersebut datang dari berbagai tempat, kebanyakannya dari Republik
Asia Tengah yang baru-baru saja merdeka, Azerbaijan,
dan dari berbagai jajahan
autonomi Rusia, termasuk Republik Autonomi Tatarstan
dan Bashkortostan.
Pertemuan tersebut telah menimbulkan kesadaran di Moskow akan kebolehan Islam untuk tersebar luas di Rusia terutamanya dari negara-negara Islam yang baru
merdeka dan juga negara-negara yang masih di bawah jajahan Soviet. Untuk itu,
Kerajaan Rusia telah mengelola pembiayaan pertahanan dan politikal untuk
diktator-diktator sekular bagi lima republik Asia Tengah, yang kesemuanya tidak
memihak kepada politik Islam. Sehingga pertengahan 1990, kebangkitan Islam hanyalah
merupakan alasan standar untuk desakan nasionalis radikal bahwa, Rusia berjaya
mengawal kebangkitan tersebut.
Usaha untuk menggariskan kuasa kerajaan
federal dan lokal di Rusia juga turut mempengaruhi hubungan Rusia dengan
komunitas Islam. Kerajaan Rusia
mewariskan dua dari empat jabatan kerohanian, atau jabatan mufti, yang telah sedia ada sejak era Stalin
untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas agama Islam,
disetiap pelosok Soviet Union. Ada dua lagi jabatan terletak di Tashkent
dan Baku.
Satu dari dua jabatan tersebut mempunyai bidang kuasa di Rusia Eropa dan Siberia,
dan yang satu lagi bertanggung jawab atas golongan Muslim di Kaukasus Utara dan daerah Transcaspian.
Pada tahun 1992, beberapa Pertumbuhan Islam menarik diri, mereka yang berada di bawah kuasa jabatan mufti dan mencoba untuk mewujudkan jabatan kerohanian
mereka sendiri. Selepas tahun tersebut, Tatarstan dan Bashkortostan menarik pengiktirafan
mereka dari jabatan mufti
Rusia Eropa dan Siberia, dan mewujudkan jabatan mufti mereka
sendri.[3]
Bersamaan
dengan era baru keterbukaan tersebut, gelora kebangkitan keagamaan mulai muncul.
Keberadaan Umat Islam di Rusia yang
tersebar di seluruh negeri mulai merasakan titik balik kehidupan, titik balik
itu bernama Prestroika dan Glastnos yang di cetuskan dan dilahirkan oleh seorang
presiden bernama Mikhail Gorbachev yang berperawakan biasa-biasa saja namun berani
menciptakan kebijakan untuk yang luar biasa. Dari sinilah masyarakat berubah
180 Derajat dalam semua sisi kehidupan baik segi politik, ekonomi,
sosial-budaya hingga keagamaan.[4]
B. Perkembangan Agama Islam di Rusia Pada Masa Kini
Perkembangan Islam di Rusia sangat pesat. Agama Islam
menjadi agama terbesar kedua setelah Kristen Ortodoks, yakni sekitar
21 - 28 juta penduduk atau 15 - 20 persen dari sekitar 142 juta penduduk.
Kehidupan Muslim di Rusia saat ini juga kian membaik dibanding masa Komunis
dulu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Rusia, pemimpin Rusia (Vladimir
Putin) memasukkan menteri Muslim dalam kabinetnya dan mengakui
eksistensi Muslim Rusia.[5]
Mayoritas Muslim di Rusia mengikuti ajaran Islam Sunni. Dalam beberapa
kawasan, terutama di Dagestan dan Chechnya, ada tradisi Sufisme,
yang diwakili oleh tarekat Naqsyabandi dan Shazili dipimpin oleh Shaykh Said Afandi al-Chirkawi
ad-Daghestani. Amalan sufi
memberikan orang Kaukasus semangat kuat untuk menolak tekanan orang asing, dan
telah menjadi legenda diantara pasukan Rusia yang melawan orang Kaukasus pada
zaman Tsar. Di Rusia terdapat dua Mazhab, yaitu Mazhab Syafi’i
di Kaukasus Utara dan Mazhab Hanafi di wilayah negara lainnya.[6]
Secara resmi jumlah masjid di Rusia
mencapai 4750 masjid, namun jumlah sebenarnya jauh lebih besar dan terus
bertambah. Di Dagestan
saja terdapat antara 1600 – 3000 masjid. Dalam sepuluh tahun terakhir jumlah
masjid di Tatarstan
telah melebihi 1000. Di ibukota Rusia dengan jumlah pemeluk Islam yang melebihi
1 juta orang terdapat 20 komunitas Muslim dan 5 masjid. Menurut pakar data
Rusia, sedikitnya terdapat 7000 masjid di Rusia.[7]
Menurut data register negara, kini telah tercatat
3345 organisasi keagamaan Muslim lokal. Jumlah terbesar organisasi-organisasi
keagamaan Muslim terdaftar di daerah Volga (1945), diikuti Kaukasus
Utara (980) dan Ural (316). Sedangkan jumlah organisasi
keagamaan Muslim di daerah lainnya lebih kecil.
Tiga organisasi
Muslim menurut status dewan federal (pusat) adalah:
a.
Dewan Mufti
Rusia (berbasis di Moskwa). Pemimpinnya Mufti Ravil Gainutdin. Dewan ini
memimpin 1,686 komunitas.
b.
Administrasi
Keagamaan Pusat dari Muslim Rusia (berbasis di Ufa). Dipimpin oleh Mufti Talgat
Tadzhuddin dan mempersatukan 522 komunitas.
c.
Pusat Koordinasi
Muslim di Kaukasus Utara yang dipimpin oleh Ismail Berdiyev, Mufti
Karachai-Cherkassia dan wilayah Stavropol, dan terdiri dari 830 komunitas.[8]
Terdapat perkiraan yang berbeda-beda mengenai
statistik dari populasi muslim di Rusia. Sulit untuk memberikan angka pasti
karena sebuah fakta bahwa agama atau kepercayaan tidak diperhitungkan selama
sensus penduduk di Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidatonya pada
KTT OKI di Kuala Lumpur tahun 2003 memperkirakan populasi muslim di Rusia
sekitar 25 juta, ataupun pada kisaran 17 persen dari total penduduk.
Orang-orang muslim di Rusia mereka adalah asli dari penduduk Rusia itu sendiri
mereka Islam bukan karena pendatang. Mereka juga mempunyai hak yang sama dengan
penduduk lainya, berbeda dengan muslim dibeberapa negara Barat yang utamanya
adalah masyarakat pendatang dari negeri lain.[9]
Populasi muslim Rusia diwakili oleh 57 kelompok
etnis, yang merupakan kelompok etnis terbesar di Rusia adalah etnis Tartar
lebih dari 7 juta (5% dari total penduduk yang merupakan peringkat kedua
setelah etnis Rusia), etnis Bashkirs sekitar 3 juta (0,9%), etnis Chechen lebih
dari 1 juta dan masih banyak lagi etnis-etnis lainya di Rusia. Di Rusia
terdapat dua wilayah yang tingkat penghuni muslimnya senantiasa stabil, dimana
mereka ini selalu eksis dalam tataran sejarah masa lalu hingga kini. Mereka
adalah muslim asli Rusia yang tinggal di Tatar dan Bashkirs (wilayah volga) dan
muslim dari Kaukasus Utara (bagian barat daya Rusia).[10]
Rusia akan
terus memiliki penduduk Muslim terbesar
(dalam jumlah absolut) di Eropa pada tahun 2030. Populasi Muslim diperkirakan akan meningkat
dari 16,4 juta pada 2010 hingga akan terus meningkat dikisaran 18,6 juta pada tahun 2030.
Tingkat pertumbuhan untuk populasi Muslim di Rusia diproyeksikan menjadi 0,6% per tahun selama dua dekade berikutnya.
Sebaliknya, penduduk non-Muslim Rusia diperkirakan menyusut rata-rata 0,6% per
tahun selama periode yang sama.[11]
Usaha para pemimpin oraganisasi Muslim di Rusia dalam mempersatukan Muslim
ditingkat keagamaan dan keagamaan – politik tetap dilakukan, namun terhalang
dengan ketiadaan pemimpin-pemimpin yang diakui oleh seluruh umatnya.
Pemimpin-pemimpin Muslim Rusia adalah pada dasarnya pemimpin regional walaupun
beberapa diantaranya menuntut status pemimpin nasional.
Kebangkitan Islam tidak mungkin tanpa kebangkitan pendidikan Islamiah.
Sampai oleh akhir 1980-2002an pendidikan profesional beragama Islam di seluruh
Uni Soviet dilaksanakan hanya oleh Madrasah Mir-Arab di Bukhara, Uzbekistan.
Setelah bubarnya Uni Soviet perkembangan pesat jumlah masjid baru maupun yang
direnovasi serta menjamurnya komunitas Muslim menuntut adanya imam-imam yang
dididik secara cepat. Sekolah pertama untuk persiapan imam dan muadzzin di
Rusia dibuka di Ufa pada tahun 1989. Pada tahun 2002 telah tercatat 114 sekolah
Islam di Rusia, dimana 12 sekolah tinggi diantaranya mendapat lisensi.[12]
Setiap minggu TV pemerintah Rusia menyiarkan program yang dinamakan
“Muslim”. Program tersebut menceritakan mengenai tradisi, adat dan budaya orang
penganut Islam di Rusia. Radio pemerintah juga mempunyai program serupa. Pada
tahun 2003 Persatuan Wartawan Muslim terbentuk dibawah payung dewan Mufti Rusia
dan dukungan Persatuan Wartawan Rusia. Kedua dialog baik didalam konfesi maupun
diantara konfesi-konfesi dan yang berkuasa resmi berkembang.[13]
Bukan suatu hal kebetulan ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan
bahwa Rusia seharusnya ikut berpartisipasi dalam kerja Organisasi Konferensi
Islam (OKI), walaupun pada mulanya hanya sebagai pengamat saja. Pada Oktober
2003 pertama kali dalam sejarah negara Rusia presiden ikut ambil bagian dalam
kerja konferensi tingkat tinggi OKI di Malaysia sebagai tamu. Dalam pidatonya
di Summit Presiden Rusia menyatakan : “Rusia sebagai suatu kekuatan Euroasia
yang unik selalu memainkan peranan khusus dalam mengembangkan hubungan antara
Timur dan Barat. Saya yakin bahwa kegiatan kami dalam ruang lingkup OKI kini
dapat menjadi suatu elemen penting untuk terciptanya dunia yang adil dan aman.
Muslim di Rusia berhasrat untuk suatu kerja sama yang lebih luas dengan seluruh
dunia Islam”. Baru-baru ini OKI memberikan Rusia status sebagai pengamat.
Delegasi Rusia yang dipimpin oleh Kamil Iskhakov yang baru diangkat sebagai
wakil Administrasi Presiden di Region Timur Jauh Rusia, ikut ambil bagian dalam
pertemuan OKI di Mekah, Arab Saudi di awal Desember 2005. Hal ini merupakan
suatu trend bahwa Muslim Rusia akan terus berhubungan dengan
“saudara-saudaranya”. Mereka mengharapkan bahwa partisipasi di OKI akan
mempromosikan perkembangan selanjutnya dan memperkuat hubungan Rusia dengan
dunia Islam.
Rusia memberikan perhatian besar terhadap pengembangan dialog diantara
orang yang berbeda kepercayaan dan budaya. Berkaitan dengan hal ini Grup Pandangan
Strategi “Rusia – Dunia Islam” akan didirikan segera. Pertemuan pertama grup
tersebut akan diselenggarakan di Moscow pada bulan Maret tahun ini. Beberapa
politisi terkemuka, pemimpin-pemimpin Muslim dan pelajar-pelajar dari
macam-macam negara akan ikut ambil bagian. Diantaranya, misalnya terdapat Ketua
Muhammadiyah Dien Syamsuddin dan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir
Mohamad.
Pada saat ini Islam Rusia seperti agama-agama utama lainnya di negara ini,
sedang mengalami kebangkitan dan seperti telah dikatakan oleh Presiden Vladimir
Putin: Muslim
Rusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dan aktif, berpendidikan serta
berpengalaman dalam susunan bangsa Rusia yang multi-etnik dan multi
denominasional.[14]
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah
kehancuran dan pembubaran Uni Soviet tahun 1991 baru adanya keterbukaan serta
sistem demokrasi yang di terapkan keberadaan umat Islam mendapatkan tempat dan
identitas dalam segala segi terutama dalam hal keagamaan. Umat Islam banyak
berperan dalam mempengaruhi aktivitas publik di Rusia.
Perkembangan agama Islam di Rusia semakin
pesat dan berkembang seperti adanya kebebasan dalam beribadah, tempat ibadah
dan pendidikan, organisasi-organisasi Islam yang berkembang banyak bahkan
kursi-kursi eksekutif dah legislatif dalam pemerintahan sudah memarnai
kehidupan di dalam sistim pemerintahan negara Rusia.
Daftar Pustaka
Alan Cooperman e.a. 2011. The
Future of The Global Muslim Population for 2010-2030. Washington DC: Pew
Research Centre.
M Aji Surya dan Frassminggi Kamasa.
2012. Geliat Islam di Rusia Catatan Diplomat Indonesia. Jakarta : Kompas.
Internet:
Dalam situs resmi Kedaulatan Besar
Federasi Rusia Untuk Indonesia: dalam http://www.indonesia.mid.ru/aktiv/01_i.html. Di akses 20 Mei 2013, pukul 08:54 WIB.
Dalam wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_rusia.
Di akses 20 Mei 2013, pukul 08:54 WIB.
[1] M Aji Surya dan Frassminggi Kamasa. Geliat
Islam di Rusia Catatan Diplomat Indonesia. ( Jakarta : Kompas, 2012)., hlm.
57.
[2]
Ibid. hlm. 67.
[4] M Aji Surya dan Frassminggi Kamasa. Geliat
Islam di Rusia Catatan Diplomat Indonesia. ( Jakarta : Kompas, 2012)., hlm.
90.
[6] M
Aji Surya dan Frassminggi Kamasa. Geliat Islam di Rusia Catatan Diplomat
Indonesia. ( Jakarta : Kompas, 2012)., hlm. 21., hlm. 37.
[8]
Dalam situs resmi Kedaulatan Besar Federasi Rusia Untuk Indonesia: dalam http://www.indonesia.mid.ru/aktiv/01_i.html. “Presentasi oleh M. Bely, Duta Besar Federasi
Rusia di Indonesia di Pusat Penelitian untuk Asia Tengah dan Rusia di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah”. Di akses 20 Mei 2013, pukul
08:54 WIB.
[9]
M Aji Surya dan Frassminggi Kamasa. Ibid., hlm. 24.
[10]
Ibid., hlm. 25.
[11]
Alan Cooperman e.a, The Future of The Global Muslim Population for 2010-2030,
(Washington DC: Pew Research Centre. 2011)., hlm 20.
[12]
M Aji Surya dan Frassminggi Kamasa. Ibid., hlm. 39.
[13]
M Aji Surya dan Frassminggi Kamasa. Ibid., hlm. 152.
[14]
Dalam situs resmi Kedaulatan Besar Federasi Rusia Untuk Indonesia: dalam http://www.indonesia.mid.ru/aktiv/01_i.html. “Presentasi oleh M. Bely, Duta Besar Federasi
Rusia di Indonesia di Pusat Penelitian untuk Asia Tengah dan Rusia di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah”. Di akses 20 Mei 2013, pukul
08:54 WIB.
yuk main sabung ayam
ReplyDeleteyuk main bolavita
yuk main livechat bolavita
yuk main bola vita