Search This Blog

Tuesday, September 4, 2012

I'jaz Al-Qur'an


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Al-Qur’an setidaknya mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai sumber ajaran dan bukti kebenaran kerasulan Muhammad SAW terutama bagi mereka yang menentang dakwah-dakwahnya. Bukti-bukti kebenaran tersebut dalam kajian ilmu-ilmu Al-Qur’an di sebut mu’jizat atau i’jaz. i’jaz Al-Qur’an bermakna pengkokohan Al-Qur’an sebagai sesuatu yang mampu melemahkan berbagai tantangan untuk penciptaan karya sejenis.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian I’jaz Al-Qur’an?
2.      Apa aspek-aspek dalam i’jaz Al-Qur’an?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian I’jaz Al-Qur’an
Kata mu’jizat sudah menjadi bagian dari khazanah bahasa indonesia. Sedang dalam bahasa arab sendiri, digunakan istilah i’jaz al qur’an, atau mu’jizat al qur’an. Dilihat dari sudut kebahasaan, kata mu’jizat merupakan salah satu bentuk ubahan dari lafal i’jaz yang bermakna melemahkan. Dan i’jaz al qur’an bermaknapengkokohan al qur’an sebagai sesuatu yang mampu melemahkan berbagai tantangan untuk penciptaan karya sejenis. Dengan demikian al qur’an sebagai mukjizat bermakna bahwa al qur’an merupakan sesuatu yang mampu melemahkan tantangan menciptakan karya yang serupa dengannya.[1]
Menurut syekh Az Zarqonie, mu’jizat adalah suatu luar biasa yang keluar dari batasan hukum kausa yang telah lazim dikenal diciptakan allah melalui tangan penyeru kenabian ketika menyeru kepadanya sebagi bukti atas kebenarannya.
Unsur-unsur dalam mu’jizat antara lain  :
1.      Sesuatu yang luar biasa.
2.      Terjadi atau dipaparkan yang mengaku Nabi.
3.      Mengandung tantangan terhadap yang meragukan.
4.      Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal diyakini.

B.     Aspek-aspek I’jaz Al-Qur’an
Kemu’jizatan alqur’an terletakpadaa 3 hal yaitu[2]
1.      Kemu’jizataan alqur’an dari segi kebahaasaan
Menghayati keindahan, ketelitian serta kecermatan pembahasan Al-Qur’an tidaklah mudah, terutama bagi bangsa kita yang pada umumnya kurang mempunyai apresiasi terhadap sastra arab. Tetapi kemu’jizatan alqur’an justu dari segi kebahasaan, selain isi dan ilustrasi-ilustrasinya.
2.      Keseimbangan dalam pemakaian kata
Abd al-Razaq Naufal, menemukan setidaknya lima bentuk keseimbangan kosa kata dalam Al-Qur’an, yaitu keseimbangan antara jumlah dengan antonimnya, keseimbangan jumlah kata dengan sinonimnya, keseimbangan kata dengan yang  menunjuk akibanya, keseimbangan jumlah kata dengan penyebabnya, dan keseimbangan-keseimbangan khusus.
a.       Keseimbangan jumlah kata dengan antonimnya.
b.      Keseimbangan jumlah kata dengan sinonimnya.
c.       Keseimbangan jumlah antara suatu kata dengan kata lain yang menunjuk pada akibatnya.
d.      Keseimbangan antara jumlah kata dengan kata penyebabnya.
e.       Selain keseimbangan-keseimbangan diatas terdapat keseimbangan-keseimbangan lain yang bersifat khusus, yaitu:
1)      Kata yawn (hari) dalam bentuk tunggal ada sebayak 365, sesuai dengan jumlah hari dalam setahun.
2)      Kata-kata yang menunjuk pada utisan tuhan yakni rasul, nabiy, basyir, nadzir, keseluruhannya berjumlah 518.
3.      Konsistensi pemakaiaan huruf yang menjadi pembuka surah
Hasil penelitian Rasyad Khalifah memperlihatkan keajaiban Al-Qur’an yang sekaligus memperlihatkan otentisitasnya, yaitu kosistensi pemakaian huruf yang digunakan sebagai pembuka surah. Dalam surah-surah yang dimulai dengan huruf, jumlah huruf dalam surah itu selalu habis dibagi 19, yang merupakan jumlah huruf dalam basmalah. Bahkan semua kata dalam Al-Qur’an yang terhimpun dalam basmalah juga habis bila dibagi dengan 19.
4.      Keindahan susunan kata dan pola-pola kalimatnya
Bagian-bagian kebahasaan yang menjadi pusat perhatian adalah:
a.         Bentuk kalimat i’jaz
Yang dimaksud i’jaz adalah menyederhanakan komposisi kalimat tanpa mengurangi arti. Ini merupakan kekhasan kalimat-kalimat yang terdapat dalam Al-Qu’an yakni ringkas-ringkas tapi bermakna luas. Peringkasan komposisi kalimat yang terdapat dalam Al-Qur’an mengambil dua bentuk. Pertama, membuaang penggalan tertentu agar terformulasikan dengan ringaan dan indah, dengan tidaak mengabaikan arti, karena makna tersebut dapat dipahami dengan baik dari konteks kalimat secara keseluruhan. Kedua dari peringkasan kalimat adalah penyederhanan redaksional tanpa ada penggalan yaang terbuang.
b.        Bentuk-bentuk tasybih
Disamping i’jaz, rumusan redaksi Al-Qur’an banyak menggunakan bentuk-bentuk tasybih yang dalam ilmu balaghah biasa diartikan sebagai ungkapan yang memperlihatkan bahwa sesuatu itu sama dengan sesuatu yang lain dalam satu atau beberapa sisi atau sifat. Disamping itu, ada pula tasybih yang membuat sesuatu yang tidak dapat dijangkau akal, degan mudah dapat dipahami. Subhi al-Shalih lebih jauh menjelaskan bahwa pemakaian tasybih dalam Al-Qur’an adakalanya berbentuk tasybih tunggal dan adakalanya tasybih ganda.
c.         Bentuk majaz
Dalam ilmu balaghah, ma’jaz antara lain terbagi menjadi dua, yaitu majaz ‘aqli dan majaz lughawi. Majaz ‘aqli adalah menyandarkan suatu perbuatan kepada sesuatu yang lain, karena ada hubungan antara keduanya, dan ada faktor tertentu yang menuntut pengalihan penyandaran tersebut. Sedangkan majaz lughwi adalah penggunan lafal bukan pada makna yang sebenarnya, karena ada faktor-faktor tertentu yang menghalangi penggunaanya.

5.      Kemu’jizatan dari segi pemberitaan
a.       Pemberitaan kisah-kisah masa lalu
Salah satu kekuatan Al-Qur’an yang sekaligus sebagai mu’jizatnya adalah pemaparan kisah-kisah lama yang sudah tidak hidup lagi dalam cerita-cerita rakyat Arab saat itu, dan tidak mungkin akan ditemukan secara keseluruhan dalam kajian-kajian kesejarahan. Kekuatan ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Hud:49
b.      Pemberitaan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
Disamping mengangkat peristiwa-peristiwa silam lewat rngkaian kisah-kisah, Al-Qur’an juga mengungkapkan peristiwa-peristwa yang akan terjadi, baik didunia maupun diakhirat nanti. Peristiwa-peristiwa yang digambarkan Al-Qur’an akan terjadi, beberapa telah terbukti dalam sejarah. Seperti firman allah dalam surat Al-Qamar:45
c.       Isyarat-isyarat keilmuan
Al-qur’an juga memperlihatkan keistimewaannya melalui ilustrasi-ilustrasi ajarannya yang memberi isyarat kearah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1)       Fisika
Al-Qur’an bukan buku ilmu pengetahuan ataupun fisika. Namun sebagaimana dikemukakan diatas dalam proses penyampaian ajarannya, Al-Qur’an mengungkapkan berbagai ilustrasi tentang kehidupan alam, yang kemudian ditangkap para ilmuan sebagai isyarat ilmu pengetahuan. Salah satu yang diungkapkan Al-Qur’an adalah proses kejadian alam semesta, yang dalam ilmu pengetahuan modern termasuk dalam kajian disiplin ilmu fisika.
Menurut Ahmad Baiquni, Al-Qur’an memberi isyarat bagaimana proses awal alam ini diciptakan. Syarat itu terlihat antara lain dalam surat al-Anbiya: 30.
Artinya : Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

2)      Biologi
Salah satu tema penting dalam Al-Qur’an dan sekaligus menjadi suatu kekuatannya adalah ungkapan Al-Qur’an tentang reproduksi manusia, yang dalam pembahasan sains modern termasuk kedalam disiplin ilmu Biologi yang selanjutnya merupakan dasar pengembangan ilmu kedokteran. Allah memulai dengan pernyataan bahwa manusia adalah makhluk yang paling baik bentuknya, bagaimana diungkapkan dalam surat al-Tin:4.
Artinya : sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

3)      Astronomi
Astronomi merupakan salah satu tema penting Al-Qur’an. Cukup banyak ayat yang mengungkap benda-benda ruang angkasa. Pernyataan penting Allah tentang benda-benda ruang angkasa adalah bahwa Dia telah menunjukkan benda-benda langit dan ruang angkasa serta benda-benda bumi untuk semua umat manusia. Pernyataan ini diungkapkanNya dalam surat al-Jatsiyah:13.
Artinya : Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.

4)      Kimia
Ilmu Kimia merupakan bidang keilmuan yang sangat teknis dan terapan. Fungsinya, tidak akan terjangkau oleh Al-Qur’an yang mengungkapkan ajaran universal; berbeda dengan bidang-bidang keilmuan fisika, biologi dan astronomi, yang merupakan gejala alam universal yang termasuk dalam kategori-kategori ilmu murni.
Percampuran-pencampuran kimiawi adalah sunatullah, hukum Allah untuk menghidupan alam semesta. Sebab itu isyarat-isyarat ajaran Kimia juga diungkap al-Qur’an. Isyarat tersebut dilihat dari firman Allah dalm surat al-Anbiya:30.
Artinya : Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

5)      Geologi
Al-Qur’an juga mengungkap isyarat tentang ilmu Geologi, yakni ilmu yang khusus berbicara tentang lapisan bumi, baik lapisan dalam maupun kulit bumi. Di antara hal memperoleh perhatian serius Al-Qur’an, dan merupakan bagian penting dalam kajian Geologi adalah tentang gunung yang merupakan bagian penting dalam keseimbangan gerak alam semesta. Al-Qur’an menyatakan secara eksplisit bahwa gunung adalah pasak bumi, sebagaimana dikemukakan dalam surat al-Naba’:6-7.
Artinya : Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? dan gunung-gunung sebagai pasak?

6)      Kesehatan
Salah satu yang menjadi perhatian serius Al-Qur’an adalah pembinaan budaya hidup sehat melalui pembinaan tradisi hidup bersih. Al-Qur’an memerintahkan kepada setiap muslim yang hendak menghadap kepadaNya, dalam rangkaian peribadatan mahdah untuk bersuci terlebih dahulu yakni berwudhu dengan membersihkan bebrapa anggota badan yang paling sering kontak dengan alam dan kotoran-kotoran polusinya, yaitu muka, tangan, kepala dan kaki. Al-Qur’an juga memerintahkan untuk membiasakan baik ketika menghadap kepadaNya dalam ibadah sholat maupun melakukan interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat. Sebagaimana di kemukakan dalam QS. Al-Baqarah:173.

Artinya : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah [108]. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


7)      Ilmu Pertanian
Pembinaan dan pengembangan kehidupan ekonomi melalui sektor pertanian belum menjadi tradisi masih di kalangan masyarakat Arab pada zaman Nabi. Sebab itu, ayat-ayat yang menyinggung soal pertanian banyak dikemukakan dalam bentuk khabariyah yang secara implisit mengandung unsur seruan dan peringatan kepada umat islam agar memanfaatkan hamparan bumi ini untuk menjadi lahan-lahan produktif, karena sektor pertanian menjadi tulang punggung ekonomi rakyat. Peringatan tersebut antara lain dinyatakan Allah dalam surah al-Hijr:19.
Artinya : Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.

8)      Hidrologi
Air merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan alam semesta ini, ternasuk manusia. Pentingnya air bagi kehidupan alam diperlihatkan oleh Al-Qur’an dalam berbagai konteks karena air merupakan sumber kehidupan.

9)      Demografi (kependudukan)
Reproduksi manusia merupakan gejala natural, setiap manusia akan melakukannya sesuai pengalaman kultural masyarakatnya. Sebab itu, ayat-ayat yang diturunkan bukan dalam bentuk seruan awal tapi lebih bnyak menyentuh dimensi pengaturan, baik mengenai tingkat kedewasaan yang tepat untuk mlakukan perkawinan, maupun perencanaan kelahiran anak.

10)   Ekonomi dan Perdagangan
Usaha ekonomi dan perdagangan sudah merupakan tradisi kehidupan masyarakat Arab. Ketika jumlah komunitas muslim kian membesar, hubungan saling ketergantungan juga semakin tinggi. Ayat-ayat ekonomi dan perdagangan dalam Al-Qur’an lebih banyak bercorak pengaturan antara batas-batas yang dibenarkan dan yang tidak dibenarkan. Salah satu prinsip yang dikemukakan dalam Al-Qur’an, pada surat al-Baqarah: 275.

Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
11)  Psikologi
Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu yang memperoleh perhatian Al-Qur’an. Secara empirik, ilmu jiwa dikembangkan untuk memberi bantuan kepada orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Al-Qur’an memberikan konsep bahwa orang yang bertakwa kepada Allah akan senantiasa terhindar dari perasaan sedih dan khawatir dalam hidupnya, karena jiwanya dipenuhi keyakinan akan karunia yang diberikan Allah. Allah juga berfirman dalam surat al-Ra’du:28.
Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

12)  Sosiologi
Al-Qur’an juga menekankan pentingnya menjalin hubungan baik dengan lingkungan sosial, lebih luas daripada sekedar hubungan kekerabatan, sebagaimana dalam surat al-Imran:112.
Artinya : Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.

13)  Antropologi
Al-Qur’an menyajikan cukup banyak informasi antropologis, karena kitab suci ini kaya dengan kisah-kisah yang semakin terbukti kebenarannya, setelah studi intensif baik melalui analisis arkeologis maupun filologis.

14)  Pengembangan Riset
Seiring dengan isyarat-isyarat keilmuwan yang dikemukakannya, Al-Quran juga mengungkapkan pentingnya kegiatan penelitian dan kajian ilmu pengetahuan. Doktrin ini dikemukakan pada surah Al-Ghasyiyah: 17-20.
Artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
15)  Ilmu Pendidikan
Sehubungan dengan perlunya pengembangan ilmu, maka manusia sebagai potensi sumber daya insani perlu pula dikembangkan kemampuan dan keilmuwannya, sehingga dapat mengemban amanat untuk menjadi khalifah Allah di muka bumi. Pendidikan adalah proses pembentukan watak, keahlian dan kemampuan peserta didik secara optimal, sehingga dapat mengambil peran dalam pengembangan kehidupan umat. Sebagaimana dinyatakan dalam Q.S Al-Baqarah: 30
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
            I’jaz al qur’an bermakna pengkokohan al qur’an sebagai sesuatu yang mampu melemahkan berbagai tantangan untuk penciptaan karya sejenis. Secara garis besar aspek-aspek dalam kemu’jizatan Al-Qur’an adalah kemu’jizatan dari segi kebahasaan dan kemu’jizatan dari segi pemberitaan. Membahas mengenai I’jaz Al-Qur’an membuat kita yang awam yang tidak tahu bagaimna keindahan isi kandungan Al-Qur’an mengerti kemukjijatanya dan dapat menambah kekuatan iman kita kepada Allah SWT. Dalam Al Qur’an banyak sekali mukjizat dan kelebihan yang ada disetiap bacaan dan disetiap arti kandungan.  



Daftar Pustaka
Quraish Shihab, dkk. Editor Azyumardi Azra. 2001. Sejarah dan Ulum Qur’an. Pustaka Firdaus : Jakarta.


[1] Quraish Shihab, dkk, editor Azyumardi Azra, Sejarah dan Ulum Qur’an, (Pustaka Firdaus : Jakarta, 2001), hlm. 105.
[2] Ibid, hlm.113.