Search This Blog

Tuesday, May 15, 2012

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA YAHUDI



AGAMA YAHUDI
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Agama Agama
Dosen Pengampu : Dr. Siti Maryam, M.Ag




Oleh :
Adnan Zulfikar Fanani
11120073
Agus Dwi Cahyono
11120089
Muhamadi
11120093




JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012




BAB I
PENDAHULUAN
Agama Yahudi menempati posisi yang sangat penting dalam sejarah agama-agama. Agama Yahudi adalah agama monotheisme tertua. Agama Yahudi memiliki peran yang sangat besar dalam memberikan pengertian tentang karakteristik agama-agama masa silam di Timur Dekat (Near East). Agama yahudi juga memiliki hubungan yang sangat erat dengan agama Kristen dan Islam. Di samping itu agama Yahudi juga memiliki peranan sangat penting untuk memahami sejarah bangsa Yahudi dan mengetahui gerakan Zionis modern.


BAB II
PEMBAHASAN
A.     Asal-usul nama Yahudi
Yahudi dikenal sepanjang sejarah dengan lebih satu nama. Disebabkan banyaknya nama tersebut, maka sering terjadi kekeliruan tanpa membedakan di antara nama-nama tersebut dalam tulisan berbahasa Arab pada umumnya. Khususnya tulisan-tulisan di majalah dan koran yang menggunakan istilah-istilah Ibri, Israel, dan Yahudi tanpa membedakan makna-makna dan indikasinya dilihat dari historis dan agama. Sebenarnya semua nama-nama tersebut memiliki makna tersendiri yang bersifat khusus dan pada waktu yang sama mengisyratkan kepada fase sejarah tertentu dalam fase sejarah Yahudi.[1]
1.      Nama Ibri
Nama ini dinisbatkan kepada nabi Ibrahim As, karena dalam Taurat ia disebut dengan Abram orang Ibrani. Dalam bahasa Ibrani, akar kata ini mengandung makna pindah, atau melakukan suatu perjalanan, atau menyebrang dari suatu tempat ke tempat lain. Dengan demikian maka makna Ibri adalah orang yang berpindah.[2]
2.      Nama Israel
Nama Israel mengandung dua pengertian; pertama bersifat umum, penisbatan kepada Israel, yaitu Nabi Ya’qub As. Pengertian kedua mengandung makna khusus, nama israel mengisyaratkan kepada kecenderungan politik dan geografi, kerajaan Israel di Utara.[3]
3.      Nama Yahudi
Bila dilihat dari sisi sejarahnya, nama Yahudi menempaati urutan yang ketiga. Nama Yahudi ini memiliki pengertian yang bersifat umum dan khusus. Dilihat dari pengertian yang bersifat umum, Yahudi adalah nama yang diberikan kepada setiap orang yang meyakini agama Yahudi, mempercayainya dan melaksanakan ritualnya. Nama ini bisa disebut juga berasal dari salah satu anak nabi Is’haq As, Yahuda. Sedangkan pengertian khusus, Yahudi mengisyaratkan kecenderungan kepada aliran politik dan geografis tertentu, yaitu kerajaan Yahudza di Selatan.[4]

B.     Sejarah Agama Yahudi
1.      Agama Yahudi
      Agama Yahudi adalah agama yang diturunkan Tuhan kepada Nabi Musa, yang diajarkan kepada bani Israel dengan Taurat saebagai kitab sucinya yang esensinya terletak pada perintah sepuluh Tuhan. Pengertian agama yahudi sebagaimana yang dimaksud di atas. Maka sejarah agama ini, tentu harus dimulai pula dari Musa. Nabi Musa dilahirkan di Mesir pada tahun 1593 sebelum Masehi. Ayah ibunya berasal dari suku Lewi, salah satu suku yang dinasabkan kepada salah seorang putra Ya’qub dengan istrinya Liah.[5]
        Beliau semenjak masa kanak-kanak hingga dewasa dan diangkat Tuhan menjadi Nabi, Nabi Musa juga menyaksikan secara langsung bagaimana nasib kaum Israel hidup di Mesir. Bekerja sebagai budak yang tertindas. Melihat penderitaan bangsa ini, Musa berjuang, membawa mereka keluar dari kegelapan hidup dalam penindasan, berpindah kenegeri yang telah dijanjikan untuk mereka. Tugas menyelamatkan bangsa ini , dilaksanakan oleh musa dengan baik, karena itulah tugas yang diberikan oleh Tuhan dalam firman-firmanya yang diterima Musa, setelah Dia mengetahui keadaan kaum ini.
        Sepeninggalan Musa bani Israel melupakan Tuhanya (Yehovah) kembali. Mereka mulai memuja patung anak lembu emas lagi yang mereka buat sendiri. Karena pelanggaran ini, mereka harus menanggung kepahitan hidup mengembara lagi selama 40 tahun dipadang tandus. Musa, nabi besarnya meninggal dunia sebelum dapat memimpin kaumnya memasuki negeri yang dijanjikan itu sebab sebagian yang dikatakan oleh seorang penulis Yahudi “meraka belum siap memasuki negeri itu, dan negeri itupun belum sedia menerima mereka”.
        Akhirnya umat Yahudi berhasil memasuki kanaan di bawah Yoshua, setelah lebih dahulu memerangi penduduk  daerah Arab selama beberapa tahun. Setelah Yoshua meninggal, umat Israel kembali lagi meninggalkan ajaran Musa, dan mulai menyembah Baal dan Astartes, unsur-unsur ketuhanan bangsa kanaan. Atau mereka mulai membayangkan Tuhan, Yehovah untuk dilambangkan sebagai ular. Tapi pelambangan ini segera dihancurkan oleh Yehezekil. Ditempat lain Yehovah disembah dalam bentuk anak sapi. Peti buatan musa bersama umatnya diangkat kemana-mana dianggap sebagai salah satu tempat atau alat untuk disembah yang paling penting. 

2.      Ketuhanan Agama Yahudi
        Kekuatan agama yahudi terletak pada pensucian yang mutlak terhadap Tuhan dan kepercayaan yang tidak dapat digoyahkan tentang perjanjian yang diberikan oleh Tuhan untuk segolongan umat manusia yang terpilih yaitu Bani Israel. Agama Yahudi adalah agama yang pertama sekali dalam sejarah yang mengajarkan bahwa Tuhan itu Esa berdasarkan kitab Taurat yang diwahyukan Tuhan kepada mereka. Namun keesaan Tuhan itu sudah diajarkan pada Nabi-nabi sebelumnya.[6]
        Proses keesaan Tuhan menurut kepercayaan Yahudi adalah hasil perkembangan dari kepercayaan yang henotheis kepada kepercayaan yang mengakui keesaan Tuhan, tetapi mengakui adanya Tuhan agama yang lain. Tuhan itu merupakan saingan atau musuh Tuhan Yang Esa. Ketika masyarakat Yahudi masih dalam tingkatan Animisme roh-roh nenek moyang mereka disembah dan kemudian dalam tingkatan polytheisme menjadi Dewa, kata Hebrew yang dipakai untuk Tuhan pada mulanya ilah jamak dari kata eloh yaitu elohim. Kemudian tiba suatu masa dimana salah satu Elohim ini yaitu Yehovah, Eloh dari bukit sinai menjadi Eloh yang tunggal bagi masyarakat Yahudi. Yehovah menjadi Tuhan nasional Yahudi tetapi belum menjadi Tuhan seluruh alam.
        Dalam naskah-naskah Ibrani, nama Tuhan ditulis dengan empat huruf mati, YHWH. Atau dapat di ucapkan Yahweh. Kemudian orang-orang yahudi itu tidak mau menyebut nama itu lagi karna mereka menganggap terlalu suci kemudian diganti dengan edonya dan lebih kemudian huruf mati YHWH ditambah dengan huruf e-o-a, maka bacanya menjadi YeHoWaH atau Yehowah.[7]

3.      Nabi Nabi Agama Yahudi
            Agama Yahudi dikenal juga sebagai agama banyak nabi. Bani Israel mengenal banyak Nabi, semenjak zaman Ibrahim memperingatkan kaumnya supaya tidak menyembah berhala dan harus keluar dari negeri mereka Khaldera, pergi ke Kanaan, bahaya dan kesulitan yang menimpa kaum Israel mulai kelihatan timbul. Dari saat itu dan seterusnya, bahaya dan kesengsaraan itu semakin meningkat terus, maka tidak heran, Israel akhirnya mempunyai banyak Nabi.
            Nabi-nabi inilah yang mengajarkan kepada mereka, apa sebabnya mereka ditimpa malapetaka, mereka juga menyerukan supaya orang kembali ke jalan yang benar, meningalkan kejahatan dan hidup  dijalan Tuhan dan kebaikan. Para Nabi ini adalah orang bijaksana, merek tahu bahwa “dari yang baik pasti datang yang baik”. Maka sebab itu, raja yang zalim tidak senang pada merek, begitu juga para imam dan pendeta kepada mereka.
            Hampir dari semua nabi ini adalah orang-orang miskin, yang datang dari bukit-bukit Yudea, turun ke kota dan kuil-kuil. Dan dimana saja dia dapat berkumpul dengan pendengar-pendengarnya, disitu disampaikan pandangan-pandangan mereka. Para Nabi ini bukan hanya mengajarkan kepada orang-orang Yahudi, bahwa mereka harus menempuh jalan yang benar dan menghindari kesesatan, tetapi juga mereka mengatakan, bahwa “setiap orang Yahudi harus menyatakan perang suci menentang kejahatan”. Jadi para umat Yahudi mengemban tugas dalam hidup mereka, yaitu memerangi kejahatan dan menyebarkan kebenaran.
            Kedudukan para nabi dikalangan umat Yahudi adalah penting. Keyakinan yang dipegang Yahudi, yang membawa mereka kepada kemenangan dan penuh dinamis, didasarkan kepada Taurat dan ajaran para nabi taurat hukum, tidak hanya berhubungan dengan cara-cara bertingkah laku yang baik, benar dan moral melainkan juga merupakan pengetahuan tentang Tuhan dan kehendak Tuhan.
            Orang-orang Yahudi menyebut ada nabi-nabi yang dahulu dan nabi-nabi yang kemudian atau nabi-nabi besar dan nabi-nabi kecil. Nabi yang terbesar itu adalah : Isaiyah atau Yesaya, Jeremia, Ezekil dan Daniel, kemudian dilengkapi dengan nabi-nabi lainnya yaitu: Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nanhum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.

4.      Kitab Suci Agama Yahudi
            Kitab suci Agama Yahudi, diakui juga sebagai bagian dari kitab suci Agama Kristen dengan nama Perjanjian Lama. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, menjadi satu kitab suci dengan nama Bible. Namun bagian dari bible yang terbesar, adalah Perjanjian Lama, yaitu lebih kurang 75% dari keseluruhan isi kitab itu, merupakan bagian Perjanjian Lama.
Umat Yahudi membagi perjanjian Lama menjadi :
a)      Kitab taurat, terdiri dari : Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan.
b)      Kitab Nabi-nabi, meliputi :
1)      Nabi-nabi yang dahulu yaitu: kitab Yusak, Hakim-Hakim, Samuel dan Raja-Raja.
2)      Nabi-Nabi Kemudian yaitu : Yesaya, Jeremia, Yehezkiel dan 12 nabi kecil mulai dari Hose sampai dengan Maleakhi.
c)      Surat-surat, terdiri dari: Mazmur, Ayub, Amtsal, Syirul Asar, Rut, Nudub, Al Khatib, Ester, Daniel, Ezra, Nehemia dan Tawarekh.[8]

5.      Beribadahnya Umat Yahudi
a)      Penyembahan Kepada Tuhan
      Musa berhasil menyelamatkan kaumnya dari perbudakan di Mesir menuju suatu negeri yang dijanjikan untuk mereka. Negeri yang dijanjikan itu digambarkan oleh Musa sebagai sutu negeri yang digenangi susu dan madu, dijanjikan untuk bangsa Yahudi oleh Tuhan yaitu Yehovah. Sebelum itu, Musa pergi ke gunung Sinai untuk mengikat perjanjian antara Yehovah dengan bani Israel. Orang israel yang sudah bebas menyangka. Bahwa di kaki gunung Sinai mereka akan berjumpa dengan Tuhan dalam bentuk sapi jantan, anak sapi, atau burung hantu. Tapi ternyata mereka tidak melihat sesuatu apapun selain dari gunung. Kemudian Musa langsung berangkat mendaki gunung Sinai, menuju puncaknya dan berdiam selama 40 hari. Setelah itu, Musa turun kembali dan membawa apa yang terkenal dengan sepuluh perintah Tuhan untuk disampaikan kepada bani Israel. Diantara sepuluh perintah ini, yang langsung menyangkut bidang ibadah hanyalah tiga perintah yaitu :
1) Jangan kamu menyembah berhala.
2) Jangan menyebut nama Yehovah dengan cara bermain-main
3) Mensucikan waktu sabbath.[9]
                          b) Bulan-bulan yang disucikan
     Dalam agama Yahudi terdapat bulan dan hari-hari dimana bulan dan hari itu memiliki suatu yang sakral bagi umat Yahudi, dan dianggap sebagai hari yang suci.
Bulan yang dianggap suci yaitu:
Nama Bulan Yahudi
Nama Bulan Yahudi
Hari-hari yang disucikan
Abib atau Nissan
April
Paskah
Ijjar atau Ziv
Mei

Sevan
Juni
Pentakosta
Tammuz
Juli

Ab
Agustus

Elul
September
Hari Penebusan Dosa
Ekhamim/Tishri
Oktober
Hari Perdamaian Besar
Markisvan atau Bul
Nopember
Hari Pondok Daun
Kislev
Desember
Hari raya pembaharuan Bait suci
Tebet
Januari

Skhebet
Februari

Adar
Maret
Hari Raya Purim
Bulan Kabisat Vea dar
Maret


C.     Gerakan Pembaharuan dalam Agama Yahudi
        Dalam Agama Yahudi secara tidak langsung berakar dari masa pencerahan yaitu gerakan pemikiran yang timbul pada abad XVIII di belahan Eropa. Gerakan ini sangat mengagungkan pikiran, bersifat liberal, kemanusiaan, dan menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan banyak penemuan-penemuan ilmiah. Inilah sebuah gerakan yang mereka menyebutnya dengan gerakan Zionisme atau gerakan modern dalam agama Yahudi.[10] Istilah Zionisme berasal dari akar kata Zion atau Sion yang pada awal sejarah Yahudi merupakan sinonim dari perkataan Yerussalem. Zion berasal dari bahasa Inggris, dalam bahasa latin artinya Sion, dan bahasa ibraninya adalah Tsyon. Arti dari istilah ini adalah bukit yaitu bukit suci Jerusalem. Zion juga ditunjukan bagi Kota Jerusalem sebagai kota yang tidak kentara, kota Allah tempat tinggal Yahweh. Zion menurut para sarjana merupakan sebuah nama bukit yang diceritakan dalam perjanjian lama.
        Zionisme adalah sebuah gerakan dan ideologi yang terkait dengan sejarah orang-orang Yahudi di negara pembuangan untuk kembali ke negeri nenek moyang mereka, Palestina. Sebelumnya, istilah Zionisme pernah digunakan untuk menyebutkan komunitas bangsa Yahudi penganut Yudaisme yang mengharapkan datangnya seorang juru selamat, yang akan membawa mereka kepada kerajaan Tuhan yang akan dipusatkan ditempat terjadinya kisah-kisah yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.[11]

D.     Gerakan-gerakan Agama Yahudi Modern dan Kontemporer
1.      Gerakan Yahudi Ortodox
            Corak tradisionalis konservatif yaitu dalam agama Yahudi tradisionalis dan neo ortodox yang berkembang darinya. Pemakaian istilah Ortodox tersebar sesudah munculnya gerakan reformasi di Eropa Barat, dan pemakaian nama ini merupakan bentuk ungkapan pertentangan dari pihak Yahudi Ortodox terhadap perubahan yang dimasukan para pendukung gerakan reformis kedalam keyakinan Yahudi. Kelompok ekstrim dari kalangan Yahudi Ortodox adalah kaum Yahudi Timur yang menolak setiap upaya pembaharuan dan reformasi pada sisi manapun dari sisi kehidupan Yahudi, khususnya kehidupan beragama.[12]

2.      Gerakan Yahudi Reformis
            Kemunculan gerakan ini merupakan respon atas hak-hak yang diberikan oleh revolusi Perancis dan kesempatan yang terbuka bagi bergabunya kaum Yahudi harus memasukan beberapa kebiasaan serta tradisi Yahudi untuk menghadapi tantangan-tantangn masa yang dijalani kaum yahudi dan menghadapi perubahan yang melanda masyarakat secara umum. Di antar perubahan-perubahan yang digariskan gerakan ini termasuk meringkas do’a Yahudi, menggunakan bahasa setempat sebagai bahasa untuk berbicara, bahkan diizinkan penggunaannya dalam khutbah-khutbah dan ceramah-ceramah keagamaan. Orang-orang Yahudi yang mengikuti gerakan ini memboikot banyak tradisi-tradisi Yahudi dan menentang banyak ajaran-ajaran yang digariskan Talmud.[13]

3.      Gerakan Yahudi Konservatif
            Gerakan Yahudi konservatif adalah gerakan yang rumit strukturnya, kendati namanya menunjukkan corak tradisionalis. Barangkali memang lebih tepat meletakkannya ke dalam corak pertama. Namun kandungan gerakan yang mendorong pembaharuan ini justru membuat kita terpaksa mengklasifikasikannya ke dalam corak ketiga. Gerakan ini merupakan fase pertengahan antara gerakan ortodox dan gerakan informasi. Sebab ia menerima seluruh konsep-konsep agama yang tradisionalis dan berupaya memahaminya dengan pemahaman kontemporer. Oleh karena itu ia mencampur aduk antara yang lama dan yang baru dalam rangka memadukan di antara keduanya.[14]

4.      Gerakan Rekonstruksi Yahudi
            Gerakan ini adalah corak lain dari corak gerakan-gerakan pembaharuan agama. Gerakan ini memiliki pendukung dari kalangan Konservatif reformis dan sekuler yang tidak mengikuti gerakan itu sendiri. Gerakan ini sebenarnya berkembang dari gerakan Yahudi Konservatif. Pendirinya Mordecai Kaplan, termasuk Yahudi konservatif sebelum muncul gerakan yang baru. Seruan kaplan yaitu bahwa Yahudi bukanlah sekedar agama yang diyakini melainkan juga agama peradapan. Kaplan mengarahkan seruanya kepada perpaduan antara tuntutan-tuntutan gaya hidup Amerika dan loyalitas peradapan Yahudi. Maka orang Yahudi di Amerika harus mempercayai prinsip umum dan model peradapan Amerika.[15]

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
          Yahudi memiliki beberapa nama yaitu ibri, israel, dan yahudi. Dalam perjalanan panjang sejarahnya, umat Yahudi pernah merasakan masa-masa keemasan seperti zaman Daud dan Sulaiman. Sedangkan jika kita memperhatikan sifat gerakan-gerakan keagamaan terbagi kepada sejumlah corak dan bentuk keagamaan yang berbeda satu sama lain dalam hal bentuk, isi, sasaran yang hendak dicapainya, dan tujuan yang menjadi penyebab kemunculannya.


Daftar Pustaka
Bahrudin Daya, Agama Yahud. 1982. Yogyakarta: PT Bagus Arafah.
Hermawati. Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi. 2004. Jakarta: Rajawali Pers.
Muhammad Khalifah Hasan. Sejarah Agama Yahudi. 2009. Jakarta:Pustaka Al Kausar.


[1] Muhammad Khalifah Hasan, Sejarah Agama Yahudi. hal 9
[2] Ibid,. Hal 10
[3] Ibid,. Hal 12
[4] Ibid,. Hal 17
[5] Burhanuddin Daya, Agama Yahudi. Hal 56
[6] Ibid,. Hal 77
[7] Ibid,. Hal 80
[8] Ibid,. Hal 103
[9] Ibid,. Hal 180-181
[10] Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi. Hal 77
[11] Ibid,. Hal 84-85
[12] Muhammad Khalifah Hasan, Sejarah Agama Yahudi. hal 230
[13] Ibid,. 232
[14] Ibid,. Hal 237
[15] Ibid,. Hal 240